Magetan – Pembangunan Ekoeduwisata Hutan Bambu atau Eco Bamboo Park di Tinap, Sukomoro akan dimulai.
Di tahap awal ini, Dinas PUPR akan membongkar dan meratakan bagian depan dan jalan masuk. Nanti, pada Agustus sudah bisa dilakukan tahapan penanaman pertama bambu di lokasi.
“Ini memang harus segera dimulai menanam. Program menanam seperti pada pembangunan Ekoeduwisata Hutan Bambu ini tidak populer. Tapi, program ini akan abadi dan memberi manfaat besar untuk alam dan lingkungan,” kata Bupati Suprawoto, Senin (19/6/2023).
Bupati menjelaskan dari 30 persen ruang terbuka yang harus disediakan, Magetan masih sekitar 15 persen. Masih butuh sekitar 1500 hektar lagi. Pembangunan sekitar 18 hektar lahan di Tinap sebagai Ekoeduwisata Hutan Bambu untuk menutup kekurangan lahan terbuka hijau.
“Selain untuk tutupan lahan itu, program itu harus beda. Harus lain dari yang lain. Dan, yakinlah ini hutan bambu ini akan menjadi ikon,” jelasnya.
Menurut Pak Bupati, kalau Thomas Stamford Raffles tak membuat Kebun Raya Bogor waktu itu, Indonesia tak akan memiliki kebun yang menjadi andalan sebagai ruang terbuka hijau dan wisata seperti sekarang.
“Kita belajar dari situ, karena manfaat dari mencintai lingkungan hijau itu untuk menjaga alam, untuk anak cucu, dan abadi. Kita harus berbeda dengan kabupaten lain, saya punya keyakinan ini akan memiliki nilai luar biasa nanti,” paparnya.
Obyek wisata Eco Bamboo Park akan didominasi tanaman bambu yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Magetan. Pembangunan wisata bambu ini dikerjakan multi years.
Dari masterplan yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup, Ekoeduwisata Bambu akan memiliki, pintu masuk utama, tower pandang, hall, mal, museum, sky bridge, camping ground, masjid, homestay, embung dan waterboom, workshop, pengawetan dan pengeringan, UKM center, taman bermain, hutan produksi, dan kebun binatang. (far/mk)