Magetan – Dribble 100 Bola Basket. Aksi di depan Pendopo Surya Graha itu, menandai opening Magetan Development Basketball (MDB) ke-2. Momentum ini digelar pada Sabtu (20/8/2022).
Ketua Umum Pengprov Perbasi Jawa Timur, Evi Ekawati mengatakan, apa yang dilakukan ini sangat prospektif di masa depan. Dikatakan, jika selama ini orang selalu bilang Magetan ditinggal, ternyata sebetulnya tidak.
“Saya sering datang ke sini. Saya sudah melihat, contohnya dari Perbasi sendiri saja juga membuat suatu akademi untuk mereka dan itu suatu terobosan baru yang bagus,” kata Evi.
Menurut dia, Perbasi Magetan dalam melakukan pembinaan tidak dengan sekadar menyuruh klub untuk membina saja. Akan tetapi Perbasi sendiri itu justru membina sendiri.
“Makanya ada Magetan Development Basketball ini. Saya melihat anak-anaknya luar biasa. Apalagi, sekarang sudah banyak pihak terkait yang turun, jadi tidak ada alasan lagi untuk Magetan tidak menjadi terdepan,” ujar Evi.
Ketua Pengkab Perbasi Magetan, Agustinus Gabriel Rante Ubleu mengungkapkan harapannya terhadap masa depan bola basket di Magetan.
“Untuk maju kita nggak bisa diam saja. Kami yakin bahwa anak-anak di Magetan ini para pemain basket yang kita persiapkan nanti setidaknya bisa menjadi atlet-atlet yang kelasnya bukan hanya di Magetan lagi tapi di tingkat provinsi.,” terang dia.
Dikatakan, goal-nya Perbasi kelak, ada atlet nasional yang muncul dari Magetan. Itulah makanya kami membuat sistem basket ini menjadi Magetan Basketball Development jadi ini dikembangkan bukan hanya terpusat di Magetan. “Tapi kami menjaring semua potensi atlet-atlet yang berada di seluruh pelosok Magetan,” jelasnya.
Dalam membangun bola basket melalui MDB ini, Perbasi Magetan bekerjasama dengan KONI Magetan dan Perbasi Jawa Timur. Kegiatan tersebut diikuti oleh 200 peserta. Mulai dari SD hingga SMA. Acara pembukaan sore ini turut dimeriahkan dengan pertandingan Three On Three antara jajaran Forkopimda dengan pengurus Perbasi Magetan.
Hadir pula Bupati Suprawoto. “Latihan tanpa bertanding, itu sama dengan lari nggak ada finish, tidak ada tujuan. Oleh sebab itu, harus diciptakan ruang-ruang untuk berkompetisi, sehingga yang bersangkutan bisa mengukur progres-nya,” tambah bupati. (mif/mk)