Magetan – Tangis Edo, anak pertama Isusanto, pecah ketika Anggota DPRD Jawa Timur, Diana AV Sasa tiba di rumahnya jalan Kalimantan, Magetan, Kamis (3/3/2022) malam.
“Mbak Sasa, maafin bapak ya,” kata Edo dengan terus menangis dalam dekapan Diana Sasa.
Isusanto, anggota Satgas Cakra Buana PDI Perjuangan – DPC PDI Perjuangan Magetan. Isusanto meninggal dunia di RSUD Dr. Sayidiman Magetan sekitar pukul 16.30 WIB karena sakit.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Diana Sasa pernah menulis tentang kesetiaan Isusanto yang akrab dipanggil Pak Santo. Dalam tulisannya, Diana Sasa menyebut
“Pak Santo ini kader banteng sejak masih ABG. Pernah gondrong tinggi besar dan bertato. Khas kader banteng kala itu,” kata Diana Sasa dalam tulisannya.
Pak Santo, mengenal PDI di zaman 90-an, kala itu ia masih remaja. Ikut promeg dan gepuk-gepukan, pernah terluka, hingga menjadi saksi lahirnya PDI Perjuangan.
Di partai, Pak Santo adalah anggota satuan tugas (satgas) Cakra Buana @pdiperjuangan . Sehari-hari dia menyopiri ambulan gratis kami. Selalu siap 24 jam. Dikirim daerah bencana siap, antar jemput jenasah luar kota juga siap. Nyaris tak pernah menolak perintah tugas.
Meskipun pimpinan dan rezim partai di Magetan berganti-ganti, tapi Pak Santo tetap setia. Dia setia pada partai, bukan individu.
“Yang model begini, sekarang langka. Biasanya banyak yang setia pada individu, ketika individunya ‘hilang’ dia ikut tamat,” imbuh Sasa.
Menurut Diana Sasa, pada kader-kader senior seperti Pak Santo, partai berhutang rasa dan jasa. “Karena tanpa mereka, kami bukan apa-apa. Adalah salah kami bila belum bisa membalas kesetiaannya dengan kesejahteraan hidupnya,” jelasnya.
Isusanto pernah mengikuti pelatihan satgas di DPP PDI Perjuangan dan sebagai anggota Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) pernah mengikuti pelatihan SAR dari BASARNAS yang dilakukan BAGUNA DPP PDI Perjuangan.
Selamat jalan, Pak Santo! (far/mk)