Magetan – Pembangunan Ekoeduwisata Hutan Bambu atau Ecowisata Bamboo Park selaras dengan tren global soal konservasi lingkungan. Di banyak negara, perhatian terhadap lingkungan menjadi isu utama.
Itulah sebab Anggota Dewan Penentu Kebijakan di Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Timur, Arief Rahman, mendukung pembangunan wisata Ecowisata Bamboo Park.
“Itu poin paling penting mengapa kita harus mendukung Ecowisata Bamboo Park,” katanya, Senin (3/7/2023).
Berikutnya, dari aspek diferensiasi wisata, Ekoeduwisata Hutan Bambu akan menguatkan Magetan sebagai kota tujuan wisata.
Menurut dia, sebagai kota destinasi wisata harus menyuguhkan sesuatu yang baru. Seperti, Batu, Banyuwangi, dan daerah destinasi wisata lain.
“Ikon baru hutan bambu ini, sangat brilian. Karena mempertegas Magetan sebagai kota yang memiliki misalnya, pusat kerajinan bambu, dan batik yang motifnya bambu. Local wisdomnya jadi sangat kuat,” kata Ketua Harian Komite Komunikasi Digital (KKD) Jawa Timur itu.
Arief mengungkap keberhasilan daerah mengangkat pariwisata karena kearifan lokal tersebut.
Prokontra terhadap pembangunan Ecowisata Bamboo Park, menurut Arief, karena sebagian terjebak seakan-akan ada Rp 50 Milyar yang akan dianggarkan ke Hutan Bambu.
“Padahal kan, tidak semua berbasis APBD. APBD hanya diarahkan pada awal pembangunan,” jelasnya.
Alumnus SMA 1 Magetan ini menjelaskan pembangunan Eco Bamboo Park bisa dengan beberapa skema pembiayaan. Salah satunya, Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
“Pola ini sudah banyak dilakukan di Batu, Lamongan, Banyuwangi dan daerah lain. Misalnya, Pemkab menyediakan lahan, perusahaan swasta yang membangun dan menjadi operator dalam jangka waktu tertentu,” kata Doktor Ilmu Manajemen itu.
Ketika kontrak selesai, investasi dan profit akan kembali menjadi aset bagi Pemkab. Skema pendanaan lain juga bisa melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
“Pilihan menggandeng swasta bisa menjadi yang terbaik karena dengan swasta ada percepatan,” pungkasnya. (far/mk)