Magetan – Anda suka kepo? Eit, jangan salah sangka. Ini nama batik khas asal Magetan. Kepo adalah akronim dari Kreasi Pondok, karya santri di Pondok Pesantren Subulus Syafi’in, Desa Pojok, Kec. Kawedanan.
Batik Kepo di-launching oleh Bupati Suprawoto, Sabtu (26/12/2020). Dikatakan, dulu di Magetan ada tujuh perajin batik, sekarang ini sudah ada 32 perajin batik.
“Aneh rasanya jika kita tidak mencintai batik. Karena batik merupakan warisan budaya Indonesia dan ditetapkan UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya,” ujar bupati.
Orang pertama di Pemkab Magetan ini juga berterima kasih atas dedikasi dan kreasi para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Subulus Syafi’in yang telah mencetuskan batik kepo ini.
“Pandemi ini menuntut kita berpikir out of the box. Batik kepo kreasi produk santri ini nilainya sungguh luar biasa,” puji mantan Sekjen Depkominfo itu.
Pemkab Magetan pun juga mendorong tumbuh kembangnya batik lokal. Tentu, diharapkan motifnya mengangkat potensi lokal daerah masing-masing.
Batik kreasi dari santri Pondok Pesantren Subulus Syafi’in, ini ciri khasnya adalah menggabungkan motif ciprat dengan ecoprint. Dari sisi warna, dominan warga gelap dan coklat.
Namun, ada juga beberapa motif yang menggunakan warna terang dan kontras. Selain untuk membekali jiwa wirausaha bagi para santri, hasil penjualan batik juga berkontribusi untuk pengembangan pondok.
Pengasuh Pondok Pesantren Subulus Syafi’in, Gus Pri menyampaikan batik kepo merupakan kreasi para santri yang lahir di tengah pandemi Covid-19.
“Kami mengambil batik sebagai sarana inovasi di pondok ini dalam rangka menanamkan rasa patriotisme dan cinta pada budaya bangsa kepada para santri,” terang Gus Pri. (ar/mk)