Magetan – Alasan apa yang membuat Gandy Alfian, pemuda yang hendak menikahi Ranting Delima itu, hingga akhirnya tidak hadir di ijab qobul dan pesta resepsi pernikahan?
Gandy ini ber-KTP Kelurahan Maospati, tapi tinggal bersama ayah sambungnya di Desa Jonggrang, Kec. Barat, Magetan. Sedang Ranting adalah gadis asal Klagen Gambiran, Kec Maospati.
Kepala Desa Jonggrang, Warsito, pada media mengungkapkan, sebelum pernikahan digelar, pihak keluarga Gandy sempat bertemu dengan keluarga Ranting. Inti pertemuan untuk membahas soal mahar atau mas kawin Rp 2,5 juta.
Lantaran, keluarga Gandy tidak sanggup, maka mahar nikah disepakati menjadi Rp 200 ribu. Hanya, keluarga Gandy diminta untuk membantu membayar biaya elekton Rp 5 juta.
Sebagaimana diceritakan kades pada media, bapak sambung Gandy, yaitu Senu Hadi, warga Desa Jonggrang, berinisiatif menggadaikan sepeda motornya untuk biaya nikah sang anak. Kemudian, Gandy berangkat ke daerah Karangrejo untuk menggadaikan motor sang ayah. Dan, hanya laku Rp 1,5 juta.
Pasca menggadaikan motor pada Jumat (7/5/2022) malam, Gandy tak kunjung pulang ke rumah. Cuma memberi kabar jika sepeda motor sang bapak tergadai Rp 1,5 juta. Setelah itu dan hingga kini, pemuda 24 tahun tersebut tak pulang. Termasuk tidak hadir di ijab qobul dan resepsi.
Menurut kades, sebagai bentuk itikad baik, di hari pernikahan Minggu (8/5/2022), Senu dan Sri Sulastri tetap ke rumah calon pengantin wanita di Klagen Gambiran.
“Kami dari pemerintah desa Jonggrang, saat itu, menyarankan pihak keluarga pengantin laki-laki untuk tetap hadir di keluarga perempuan, pas di hari rencana pernikahan tersebut,” kata Warsito pada media.
Kades Jonggrang mengatakan, seusai acara ijab qobul dan resepsi yang gagal itu, kedua keluarga kembali bertemu dan bermusyawarah. Hasil musyawarah disepakati beberapa hal dan dituangkan dalam surat pernyataan bermaterai. (mif/mk)