Magetan – Sabtu siang (1/10/2022), dua mobil Elf dari Magetan, berangkat ke Malang. Dua unit mobil ini disewa khusus mengantar rombongan Aremania Magetan “Open Tour” untuk menonton Big Match, Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Dalam rombongan yang berjumlah hampir 40 orang itu, ada tiga Aremania Magetan dari Mojopurno, Ngariboyo. Ihsan, Faqih, dan Fahmi. Mereka bertetangga, dan berteman dekat.
Ini sudah kesekian kali, mereka nonton bareng langsung ke stadion untuk mendukung tim kesayangan yang berjuluk, Singo Edan.
Arema telan pil pahit. Sabtu malam itu, kalah 2-3 dari tim tamu. Kekalahan pertama di kandang dari Persebaya setelah 23 tahun. Kekalahan ini memicu kericuhan. Situasi makin rusuh, ketika bentrok terjadi antara suporter dan aparat keamanan.
Tembakan gas air mata dilepas petugas kepolisian, sampai ke tribun.
Merasa situasi menjadi buruk, Faqih dan rombongan Magetan segera keluar tribun untuk menyelamatkan diri.
“Ketika gas ditembakkan, segera keluar tribun. Kepalanya ditutupi jaket agar tak menghirup gas air mata,” tutur Faqih, seperti diceritakan kakaknya, Annas Ihsanudin, Minggu (2/10/2022).
Situasi yang sangat krodit, membuat Faqih tak bisa lagi melihat satu per satu rombongannya. “Baru sadar, ternyata sendirian, sehingga mudah untuk menyelamatkan diri. Sampai di Elf, ternyata rombongan komplit, hanya Ihsan yang tak terlihat,” ceritanya.
Sepanjang malam itu, rombongan mencari Ihsan. Tak ketemu. Akhirnya, diputuskan untuk menelusuri ke semua rumah sakit yang menjadi rujukan korban kerusuhan.
“Pagi buta, saya bangun untuk menelpon Faqih. Karena ada kabar kalau satu dari rombongan Magetan ada yang meninggal,” kata Anas.
Beruntung, sambungan telepon terhubung. Dari situ, kabar pasti tentang meninggalnya Ihsan diketahui. “Dia telpon sambil menangis. Dia cerita kalau dia selamat, hanya kaki dan tangannya yang lecet,” jelas Anas.
Seperti saat berangkat, Ihsan, Faqih, dan Fahmi kembali ke Magetan dalam satu mobil. Kalau berangkat Elf, pulangnya dengan Ambulance. Ihsan, meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan. Faqih, dan Fahmi, selamat.
Anas, memeluk adiknya Fahmi dengan penuh tangis. (far/mk)