Magetan – Inovasi karya batik terus bermunculan dari Magetan. Dari Desa Cileng, Kecamatan Poncol, lahir Batik Karangwungu.
Batik ini merupakan batik tulis yang digabung dengan teknik ciprat khas Magetan. Batik menonjolkan motif dedaunan sebagai tanaman khas desa setempat. Seperti daun ubi, daun sirih, dan daun papaya.
Batik baru dari Magetan ini lahir karena pandemi Covid-19.
“Selama pandemi, ibu rumah tangga ini paling merasakan dampaknya karena penghasilan suami berkurang. Saya dan ibu-ibu sekitar sini, memutar otak agar dapat membantu menambah penghasilan suami, ” kata Ibu Teguh, salah satu perajin batik, Jumat (01/01/2021).
Mereka kemudian diajari pembatik dari Sidomukti Ploasan. Hingga akhirnya menguasai teknik tulis dan ciprat.
Belum banyak diproduksi karena kendala cuaca dan jumlah perajin. Sehari baru bisa menyelesaikan satu sampai dua potong kain batik tulis ciprat.
Satu potong kain batik dijual Rp.165 Ribu. ”Lumayan dapat menyambung ekonomi di tengah masa sulit seperti sekarang, ” ujarnya.
Namun, seiring berjalan waktu, saat ini kain batik karangwungu dari desa Cileng mulai banyak menerima pesanan. ”Alhamdulillah kita dapat pesanan ratusan potong dari BUMN seperti perbankan, instansi kecamatan dan para guru. Saat ini sedang kami kerjakan, ” imbuhnya.
Usaha ibu-ibu ini juga mendapat dukungan dari pihak Desa Cileng.
“Saya dan teman-teman berharap, dukungan dari pemerintah kabupaten Megatan, agar usaha bisa terus berkembang dan dikenal seperti batik batik khas Magetan yang sudah ada.” (far/mk)