Magetan – Berkurangnya belajar tatap muka pada masa pandemi Covid-19 selama dua tahun dirasa meninggalkan dampak buruk terutama bagi siswa.
Siswa mengalami learning loss dan menggunakan teknologi secara berlebihan. Komunitas Magetan Muda coba mengurangi dampak tersebut. Mereka membuat program Magetan Muda Mengajar, dengan tema “Recover and Learn Together”.
“Kami ingin memberi penyegaran tentang tradisi hidup sehat yang terpupuk saat Covid-19 seperti sering cuci tangan pakai sabun, serta pengetahuan tentang internet sehat dan bijak. Ini yang kami lihat penting dan kemarin itu sulit dikontrol,” kata Koordinator Magetan Muda Mengajar, Pria Purwandana, Sabtu (14/01/2023).
Di tahap awal ini, program dibuat di tiga sekolah, SDN Truneng, SDN Purwosari, dan SDN Genengan. Tak kurang dari 50 relawan bergabung, yang terdiri dari panitia, relawan dokumentator, relawan pengajar kesehatan, relawan pengajar IT, dan relawan motivator.
“Kami buka pendaftaran memang. Dan, kami kaget, responnya luar biasa. Ada dokter dari Parang, para relawan TIK Magetan, hingga politisi Mbak Sasa, Anggota DPRD Jawa Timur yang menjadi relawan edukasi teknologi,” ungkapnya.
Relawan mengajar digelar pada Sabtu, 14 Januari 2023. Di SDN Truneng, sedikitnya 12 relawan membagikan pengalaman dan pengetahuannya tentang Kesehatan dan teknologi pada siswa. Termasuk, Diana Sasa.
“Mengajar jadi obat kangen bagi saya. Karena, sebelum jadi politisi saya belasan tahun ngajar,” kata Sasa.
Apresiasi terhadap program Magetan Muda Mengajar juga disampaikan Pemkab Magetan melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olaharga (Dikpora).
“Atas nama Pemkab Magetan, saya menyampaikan terima kasih atas kepedulian anak-anak muda Magetan ini. Rasanya, tak mungkin ini bisa dilakukan kalau tidak punya kepedulian,” kata Kepala Dinas Dikpora, Suwata.
Magetan Muda berharap model relawan mengajar bisa menginspirasi sekolah untuk mengadakan hal yang sama. “Ke depan, sekolah bisa mencontoh model guru tamu seperti ini untuk menambah kelengkapan wawasan siswa,” kata Pria. (far/mk)