Magetan – Desa Temboro di Kecamatan Karas, Magetan, terkenal karena ada Pondok Pesantren Pesantren Al Fatah, atau yang biasa disebut Pondok Temboro. Pondok yang didirikan Kyai Mahmud dan Kyai Ahmad Shodiq pada 1950 itu merupakan salah satu ikon Magetan.
Sayangnya, meski tiap tahun didatangi ribuan santri, desa ini tak memiliki jajanan khas yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Magetan, mencoba menggali potensi Desa Temboro. Pokdarwis mengumpulkan ibu-ibu dari kelompok PKK, kelompok arisan untuk menemukan kuliner khas Desa Temboro.
“Ibu-ibu sendiri yang berinisiatif dan bercita-cita memiliki oleh-oleh khas Desa Temboro. Saya beberapa kali melakukan pendampingan untuk menggali potensi kuliner di sana. Akhirnya, semua sepakat untuk menjadikan abon dan dodol pisang sebagai oleh-oleh khas Temboro,” jelas Ketua Pokdarwis Magetan, Widya Astuti, Sabtu (19/2/2022).
Makanan olahan dari pisang dipilih karena tanaman ini banyak dijumpai di Desa Temboro. Abon Pisang terbuat dari pelepah pisang, dan buahnya dijadikan dodol.
“Dari Desa Temboro ini kita belajar, menggali potensi desa tak hanya dari produk, tempat atau destinasi wisata. Tapi, bisa juga dari kulinernya,” kata Widya.
Widya meyakin Abon dan Dodol Pisang khas Desa Temboro ini akan memberikan manfaat ekonomi yang tinggi bagi desa terutama kaum emak-emak.
“Tumbuh kepercayaan diri pada kelompok ibu-ibu ini. Bagus sekali,” imbuhnya.
Desa akan memfasilitasi dengan menyediakan outlet khusus oleh-oleh khas Desa Temboro dari olahan pisang itu. (far/mk)