Senin, 11 November 2024

Dialog Kebangsaan Hari Pahlawan di Ponpes Al Muslimun Magetan, Santri Adalah Pahlawan

Magetan – Santri adalah Pahlawan. Hal ini mengemuka dalam acara Dialog Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Muslimun, Plaosan, Magetan.

Dialog digelar tepat di Hari Pahlawan 10 November, dengan narasumber yakni, Pengasuh Pondok Pesatren Al Muslimun, Lufti Haidar, Pengasuh Pondok Pesatren Ar Rohman Tegalrejo, Ridho Rifai, dan Anggota Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Muries Subiyantoro.

“Santri adalah pahlawan. Kalau dilihat sejarah, Hari Santri itu diperingati karena fatwa jihad pada 22 Oktober 1945. Ulama dan santri memiliki peran dalam mempertahankan kemerdekaan,” ungkap Gus Ridho.

Sejarah kepahlawan ulama, santri, dan pondok pesantren juga diungkap Keluarga Pahlawan Nasional R.M.T.A. Soerjo, Muries Subiyantoro.

Menurut dia, perang melawan Inggris di Surabaya tak lepas dari peran ulama dan santri.

“Dalam literasi yang saya ketahui, Gubernur Soerjo meminta fatwa ulama mengenai cinta tanah air dan membela kemerdekaan pada waktu itu. Sehingga, meletuslah perlawanan Arek-Arek Suroboyo dalam pertempuran 10 Nopember,” katanya.

Menurut Muries, dulu musuhnya adalah penjajah. Sekarang, bangsa sendiri, karena itu menjadi tidak gampang.

Muries mengatakan musuh sekarang, kemiskinan dan kebodohan.

“Indonesia ini surga globalisasi, sehingga masuk juga paham terorisme dan radikalisme. Ini bisa diperangi salah satunya dengan peran pondok pesantren, ulama, dan santri yang mau belajar agar benar-benar menjadi harapan bangsa, yang bisa menyelesaikan persoalan bangsa salah satunya, kemiskinan dan kebodohan,” jelasnya.

Gus Ridho menambahkan pondok pesantren dan santri harus kreatif sebagai cara untuk melanjutkan perjuangan ulama dan santri yang menjadi pahlawan.

Menurut dia, belajar di pondok ada dua pilar yang harus dimasukkan sekarang ini, yakni wirausaha dan teknologi.

“Sekarang tidak bisa di pondok belajar melulu agama. Harus dikolaborasikan dengan kurikulum wirausaha dan perkembangan teknologi agar santri bisa tetap jadi pahlawan,” kata Gus Ridho yang juga Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren di Magetan itu.

Dialog berlangsung gayeng, dihadiri sekitar 250 santri dan santriwati, Pondok Pesantren Al Muslimun, dan Forkopimca Plaosan, serta kepala desa.

Dialog Kebangsaan ini bertema, “Dengan Semangat Hari Pahlawan Mari Kita Tingkatkan Peran Pondok Pesantren dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan serta Meningkatkan Rasa Nasionalisme kebangsaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.”  (far/mk)

Berita Terkait

Hot this week

Pedoman Media Siber

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak...

Kode Etik

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia...

Tentang Kami

Dari POJOK Selosari Jikalau air di Telaga Sarangan dibuat menjadi...

Poling Bupati dan Wakil Bupati Magetan 2024

Catatan: Ukuran poster dibuat sama besar, mengambil dari poster...

Bawaslu atau Bawas”flu”

PEKAN ini, mayoritas media menyorot Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

Berita Terbaru

Hadiri Seni Tradisional Jaranan, Hergunadi-Basuki Komitmen Lanjutkan Pembangunan

Magetan - Pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Magetan,...

Petunjuk Mengarah ke Pasangan 03, Komunitas Spiritual di Magetan Dukung Sujatno-Ida

Magetan – Dukungan terhadap pasangan nomor urut 3, Sujatno-Ida...

“In Omnia Paratus”

In Omnia Paratus. Frasa ini diambil dari bahasa latin...
spot_img

Popular Categories