Magetan – Terharu mendengar doa-doa yang diucapkan para mustahiq. Doa dari para penerima donasi itu menjadi obat mujarab atas rasa capek dan tak kenal lelah dari para relawan Lazismu (Lembaga Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah) Magetan, Jawa Timur.
‘’Rasa capek akan hilang ketika mendengar doa-doa mereka. Doa mereka itu seperti obat yang ampuh, obat yang mujarab dan vitamin manis bagi kami untuk terus bergerak menebar kebaikan dan membagikan donasi untuk warga yang terdampak Covid-19,’’ kenang Al-Amilin Lazismu Magetan, Yakub Trijuna Kaharuddin, Jumat (29/5/2020).
Bagi Yakub, sapaan akrab pria jangkung ini, dirinya dan aktivis Lazismu tak boleh berhenti membagikan donasi berupa sembako dari para dermawan melalui program Ketahanan Pangan Lazismu.
Bahkan, di malam takbiran hari raya Idul Fitri pun masih blusukan dan bergerak menyambangi masyarakat yang terdampak wabah pandemi virus Corona.
‘’Kalau dibilang lelah, itu pasti. Kalau dibilang repot, itu pasti. Tapi, kami memilih jalan ini karena kami diberikan amanah dari para dermawan. Kami jalani dengan ikhlas,’’ kata Yakub sembari matanya menerawang langit.
Mujarabnya doa, dirasakan Yakub dan relawan Lazismu Magetan ketika dari pintu ke pintu membagi sembako kepada para mustahiq.
Seperti yang dialami ketika mengunjungi kediaman Mbah Rebi, nenek jompo lansia yang tinggal di Dukuh Dasun, Kelurahan Ringinagung, Kecamatan Magetan Kota.
‘’Si mbah ini bilang, Nak, matur suwun. Muga sehat terus lan lancar rejekine ya nak. Mendengar doa itu, bagi saya, merinding. Rasa capek dan lelah langsung ambyar, ilang,’’ aku Al-Amilin berkacamata tersebut.
Rasa yang sama juga didapat Yakub dan Al-Amilin Lazismu Magetan lain tatkala membagi sembako kepada Rohmat, tukang sapu jalan di seputaran Jl Samudera Magetan. Rohmat yang sering tandang di Jumat Berkah dari Lazismu, itu tak henti-hentinya bersyukur.
‘’Terima kasih, katanya, terus si masnya ini bilang, seger waras dan akeh rejekine ya mas, yang berkah. Waduhhhh..duhhh, saat itu, segala rasa lelah seperti tercerabut dan hilang,’’ ucapnya sambil menyeruput kopi yang dihidangkan istrinya.
Tak hanya dirinya, kuatnya efek positif dari doa tersebut juga dirasakan teman seperjuangan di Lazismu Magetan. Baginya, doa itu adalah upah yang tak ternilai.
Lantaran sebagai relawan Lazismu, tak dibayar sepeserpun dan tak mengharap apapun kecuali kerja sosial yang dijalani dengan ikhlas. Memang, semenjak adanya pandemi Covid-19 ini, pengabdian serta kesibukan Yakub dan relawan Lazismu makin bertambah.
Lantaran belum adanya rumah sakit yang dimiliki badan usaha Muhammadiyah, maka Lazismu setempat memutuskan untuk fokus pada Ketahanan Pangan.
‘’Di Magetan ini, Muhammadiyah kan hanya memiliki klinik. Jadi fokus kita program Ketahanan Pangan,’’ ujar pria dengan dua putra tersebut.
Program Ketahanan Pangan ini bentuknya menggalang donasi dari para dermawan dari Magetan. Kemudian disalurkan kepada yang berhak atau mustahiq.
Di antaranya, para penerima donasi adalah jompo lansia, tukang becak, kuli bangunan, tukang rosok, tukang parkir, tukang ojek, bakul cilok dan pentol serta mustahiq lainnya.
Sampai hari ini, Kamis (29/5/2020), Lazismu Magetan yang diketuai Nanang Ariyono itu, sudah menyalurkan sedikitnya 450 paket sembako kepada para mustahiq, yang terdampak pandemi Covid-19. Sembako tersebut merupakan uluran tangan dari para dermawan.
Di awal bencana Corona tersebut, relawan Lazismu juga melakukan aksi sosial. Seperti penyemprotan disinfektan di fasilitas umum, sekolah dan musola atau masjid.
Lalu, ada bagi-bagi masker untuk warga Muhammadiyah dan masyarakat Magetan. Lazismu menggandeng Windependen, komunitas motor Honda Win se-Madiun Raya.
Jauh sebelum adanya wabah Covid-19 ini, Lazismu Magetan membuka program Jumat Berkah. Ini merupakan program membuka warung gratis di timur Pasar Baru Magetan.
Lembaga tersebut menyediakan 200 paket makan di tempat dengan bayar seikhlasnya. ‘’Yang makan di program Jumat Berkah kita utamakan warga yang kurang mampu, seperti tukang parkir, tukang sapu, dan tukang sampah.’’
Ke depan, Lazismu Magetan akan membuat program baru. Yang intinya, program tersebut sifatnya produktif.
Dan diperuntukkan menjangkau orang yang betul-betul tidak mampu tetapi masih kuat untuk bekerja. ‘’Kita berikan kail untuk memancing. Bukan ikan,’’ ujar Yakub. (ar/mk)