Magetan – Pemkab diminta lebih serius dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS di Magetan. DPRD Kabupaten Magetan mendorong peran-peran pencegahan penularan HIV/AIDS lebih ditingkatkan.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Magetan, Janur Septa Nurarna, mengatakan kasus HIV/AIDS memberikan dampak yang luas, sehingga perlu regulasi yang melindungi masyarakat.
“Jika tak dikontrol dengan baik, kasus HIV/AIDS akan memberi dampak yang membuat kita miris. Karena itu sesuai kewenangannya masing-masing perangkat daerah pemkab harus berperan melakukan pencegahan penularan, harus komprehensif,” katanya, Rabu (26/1/2022).
Legislator dari Partai Nasdem ini mengingatkan agar permasalahan HIV/AIDS menjadi perhatian, mulai dari ODHA hingga LSM.
“Mereka yang terkena HIV/ AIDS, ada yang menjadi korban atau bukan kemauannya, bisa saja karena transfusi darah atau keturunan. Ini tentu perlu menjadi perhatian bersama,” jelasnya.
Sebelumnya, aktivis Perempuan dan Anak, Desi Tries mengingatkan untuk mewaspadai fenomena gunung es kasus HIV/AIDS di Magetan.
“Walaupun menurut pelaporan dinkes kasus HIV dan angka ODHA di Magetan dianggap tidak banyak, tetapi pertumbuhannya ibarat fenomena gunung es,” kata perempuan dari Jaringan Indonesia Positif itu.
Desi menjelaskan beberapa kasus HIV/AIDS baru ketahuan ketika ada pemeriksaan pada ibu hamil. “Saya mendampingi kasus yang ada di Sidorejo. Sebagian besar kasus di Magetan sudah masuk AIDS. Nah, ini ketahuan ketika ada pemeriksaan kan,” paparnya.
Data dinkes Magetan menyebutkan ada 69 kasus baru di tahun 2021, 10 merupakan ibu hamil yang ketahuan HIV saat pemeriksaan kehamilan.
Desi mengatakan PR kasus HIV/AIDS di Magetan tidak hanya data, jumlah, dan fenomena gunung es, stigma terhadap ODHA juga masih kuat. (far/mk)