Magetan – Dua atlet muda biliar saling berhadapan. Mereka berlaga dalam final Turnamen Biliar 9Nine Ball di Angkringan Ndeso, Desa Kuwonharjo Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Satu sodokan terhadap bola terakhir memungkasi pertandingan malam itu.
Turnamen yang digelar selama dua hari Sabtu-Minggu (3-4/09/2022) itu, di-support Pengkab Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) dan KONI Magetan. Misinya mencari bibit atlet.
Juga didukung oleh Pemerintahan Desa Kuwonharjo dan Forkopimca Takaren. Setidaknya, ada 64 pebiliar junior yang ikut ambil bagian. Pebiliar yang juara dan potensial nanti dibina khusus oleh tim pemandu bakat dan pelatih dari POBSI Magetan.
“Turnamen ini khusus pemula. Bukan non master. Karena tujuannya talent scouting atlet POBSI yang diproyeksikan dalam Porprov Jatim tahun depan,” kata Regar Arif Budi, panitia Turnamen Biliar Nine Ball di Kuwonharjo sekaligus pelatih POBSI.
Menurut Regar, selain talent scouting, POBSI Magetan juga memiliki misi khusus dengan penyelenggaraan Turnamen Biliar 9Nine Ball, seperti di Kuwonharjo ini.
Yakni, mengubah stigma bahwa biliar cenderung negatif. Anggapan atau cap tersebut yang saat ini berkembang di masyarakat. Padahal, sejatinya, tidak seperti itu.
“Biliar itu olahraga permainan. Di dalamnya ada teknik, strategi dan kesabaran. Juga disiplin dalam berlatih. Karena itu, untuk sebuah kemenangan atau prestasi butuh perpaduan dari empat hal tersebut,” terang Sekretaris Pengkab POBSI, Anton Suseno saat penyerahan penghargaan di Turnamen Biliar 9Nine Ball di Kuwonharjo.
Mengubah cara pandang masyarakat itu, menurut mereka berdua, juga salah satu amanah dari almarhum Ketua Umum Pengkab POBSI Magetan, Wahyudi Budianto.
“Bahwa POBSI harus menjadi wadah positif bagi pebiliar muda. Untuk dibina hingga akhirnya bisa mempersembahkan prestasi demi Magetan,” ungkap Ketua Pengkab POBSI Magetan, Gatot Subroto dalam suatu kesempatan.
Kalau berbicara stigma negatif dan cara pandang masyarakat, atlet biliar Magetan, Adis Amelia Hermawati memiliki pengalaman tersendiri. Di mana, saat itu, warung di kediaman orang tuanya, yang menyediakan fasilitas meja biliar, didatangi Satpol PP.
Karena diduga menjadi jujukan lokasi “mbolos” pelajar untuk bermain bola sodok. Juga ditengarai adanya permainan negatif.
Fakta itulah yang membuat Adis Amelia Hermawanti termotivasi mendalami cabor biliar sebagai olahraga prestasi. Bukan yang neko-neko.
Hingga akhirnya Adis merebut medali emas di nomor 9Ball Ganda Mix, yang berpasangan dengan Ardanik Eka Prahardika. Prestasi apik duet keduanya diraih pada pesta olahraga Porprov VII Jatim 2022.
“Biliar olahraga itu ketangkasan. Jika ditekuni serius dan disiplin latihan, bisa menghadirkan prestasi. Dan, saya bangga bisa menyumbangkan medali emas ganda mix di ajang Porprov. Medali itu untuk Magetan,” aku Adis saat diwawancarai usai penyerahan bonus atlet di Pendapa Surya Graha.
Sebagai organisasi baru di bawah naungan KONI, Pengkab POBSI memiliki dua program kerja. Yaitu, sukses pembinaan dan sukses prestasi. Hal tersebut dibuktikan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022 di Jember lalu.
Pada Porprov lalu, selain emas ganda mix 9 Nine Ball, atlet binaan POBSI juga menyumbang dua medali emas serta satu perunggu. Ini membuktikan bahwa semua butuh proses. Dan, Magetan mempunyai potensi.
Ke depan, POBSI berancang-ancang melakukan sosialisasi ke sekolah. Juga talent scouting di komunitas atau klub biliar di Magetan. Langkah ini untuk menjaring bibit atlet junior. Yang nanti akan dipersiapkan menuju pentas olahraga Jatim.
Yang utama, mengubah anggapan atau cap negatif di masyarakat memang menjadi tugas bersama POBSI serta KONI Magetan. Termasuk, dukungan dari Pemkab. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) dan Kemenag Magetan. Dua lembaga yang menaungi pendidikan.
“Jadi jangan anggap sebelah mata cabor biliar. Segala sesuatu kalau ditekuni serius pasti akan berbuah prestasi. Yakinlah proses tak akan mengkhianati hasil,” ungkap Ketua Umum KONI Magetan, Bambang Trianto di sekretariat KONI di GOR Ki Mageti.
Berpijak dari sinilah, KONI menyusun road map pengembangan olahraga di Magetan. Terutama, cabang olahraga prioritas. Salah satunya biliar atau bola sodok.
“Untuk sebuah prestasi, memang butuh proses. Tidak bisa instan. Magetan sebaiknya fokus cabang olahraga tertentu. Tanpa mengesampingkan cabang lain,” terang mantan Sekdakab Magetan ini.
Kepala Dinas Dikpora Pemkab, Suwata pernah mengatakan, pengembangan olahraga di kabupaten di timur Gunung Lawu ini, menjadi tugas bersama. Antara masyarakat, pengkab cabor, KONI, Dikpora. Kemenag serta kalangan swasta.
“Kami yang di Dikpora berkomitmen dalam pembangunan olahraga. Terutama, untuk usia sekolah. Kami ada O2SN, ada Popda. Yang jelas, prestasi memang butuh proses,” imbuh Suwata. (mif/mk)