Magetan – “Saya orang Magetan. Saya tak ingin tanah kelahiran saya tertinggal jauh dengan daerah lain.”
Kalimat itu disampaikan Bupati Magetan Suprawoto, dalam beberapa kesempatan. Kalimat yang menegaskan kalau Pak Bupati memiliki komitmen kuat untuk memajukan Magetan.
Ada salah satu cerita yang dibagikan Pak Bupati pada warga Muhammadiyah di acara Musyda Muhammadiyah ke-14 lalu. Cerita tentang berubahnya nama Stasiun Barat menjadi Stasiun Magetan.
“Waktu itu saya naik kereta, dalam perjalanan menuju Surabaya untuk memenuhi undangan wawancara di Radio Suara Surabaya. Naik dari Madiun,” kata Suprawoto.
Di dalam kereta, seperti kebiasaannya Pak Bupati membaca buku. Ketika asyik dengan buku, di Mojokerto, tiba-tiba Pak Bupati diminta salah satu penumpang yang baru naik di depannya untuk menaikkan koper.
“Pak bisa minta tolong bantu angkatin koper saya,” pinta penumpang perempuan tersebut.
Pak berhenti membaca. Dia angkat koper di ke bagasi yang ada di atas tempat duduk penumpang kereta.
Tak lama ada pemeriksaan tiket. Salah satu petugas KA menyapa Pak Bupati. Dia warga Barat. Sapaan itu tentu membuat penumpang yang meminta tolong tadi agak terkejut.
“Maaf, saya tidak tahu kalau bapak adalah seorang Bupati,” katanya.
Pak Bupati membalas dengan baik. “Ah, tak apa, kan kita harus tolong menolong.”
Tiba di Surabaya, Pak Bupati menunggu di kantor Radio Suara Surabaya. “Pak, Magetan itu mana? Madiun?” tanya sang resepsionis.
Pertanyaan itu membuat Pak Bupati memikirkan bagaimana cara membuat Magetan dikenal.
“Akhirnya saya mendapatkan ide nama Stasiun Barat itu harus diubah menjadi Stasiun Magetan,” cerita Pak Bupati.
Usai Talkshow Pak Bupati menemui Kepala Daops Kereta Api yang membawahi Stasiun Barat. Atas petunjuk PT Kereta Api, nama stasiun menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.
“Dulu kementerian ini satu gedung dengan kantor saya Kominfo. Akhirnya, saya melobi teman-teman di sana. Dan, berhasil. Sekarang namanya menjadi Stasiun Magetan,” katanya yang disambut tepuk tangan warga Muhammadiyah yang menjadi peserta musyawarah itu.
Pak Bupati mengajak semua warga untuk mengenalkan Magetan dengan kemampuan masing-masing.
“Saya sudah bebaskan lahan di sekitar Stasiun agar pintu masuknya tidak dari samping. Kelak ini akan jadi salah satu pintu penting ke Magetan karena ada Unesa di sana,” kata Pak Bupati menutup cerita. (far/mk)