Magetan – Ini pandangan Bupati Magetan, Suprawoto terkait tatanan kehidupan normal baru atau New Normal. Bahwa, masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus Covid-19.
“Suka tidak suka, sebelum ditemukan vaksinnya, kita harus hidup dalam situasi seperti ini. Hidup di tengah pandemi Covid-19,” ujar Bupati Suprawoto.
Oleh sebab itu, supaya kehidupan normal biasanya kita kalau di sekolah, bangkunya berhimpitan dan nyaris tidak ada jarak. Tapi, dengan hidup normal berdampingan pandemi Covid-19 maka jarak bangku diatur jaraknya.
“Kemudian kalau ke pasar dulu tidak memakai masker sekarang harus mengenakan masker,” ujar mantan Sekjen Depkominfo tersebut.
Dengan kehidupan baru atau New Normal, kata bupati, tatanan ini harus tetap berjalan seperti biasanya. Tetapi, masyarakat juga harus mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
“Itulah yang harus dibiasakan di masyarakat kita. Dulu, kita tidak biasa cuci tangan. Sekarang harus cuci tangan. Harus pakai masker. Dalam pelayanan publik harus jaga jarak,” terang dia.
Pemkab, papar Suprawoto, akan membuat skenario-skenario tentang tatanan kehidupan baru atau New Normal. Namun, Magetan tidak akan mungkin hidup sendirian.
“Misalnya, nih, Magetan menerapkan New Normal sendirian. Terus kabupaten tetanggan menerapkan sendiri lagi. Waktunya mungkin tidak sama. Itu tidak akan bisa terjadi,” jelas dia.
Bupati mengambil contoh negara Korea Selatan yang membuka diri atau menerapkan new normal sendirian. Tapi, akhirnya Korea Selatan ditutup kembali.
Oleh karena itu, penerapan New Normal haruslah serentak. Kalau sendiri-sendiri tidak bisa. Jadinya seperti di Korea Selatan itu. Antar kabupaten sangat bergantung.
“Kalau menurut saya penerapan New Normal harus secara bersama-sama. Suka tidak suka, kalau tidak bersama, pasti akan ada rembesan-rembesan,” ujar bupati. (ar/mk)