Magetan – Buka giling di tengah pandemi Covid-19. Inilah yang dialami oleh dua pabrik gula (PG) di lingkup PTPN XI yang berada di Magetan. Keduanya adalah PG Poerwodadi Kec. Karangrejo dan PG Rejosari di Kec. Kawedanan.
Izin operasional buka guling hari ini, Selasa (26/5/2020) dibahas di Pemkab Magetan. Rapat dipimpin Bupati Suprawoto, dihadiri oleh Wakil Bupati Nanik Endang Rusminiarti, Sekretaris Daerah Bambang Trianto, Ketua DPRD Sujatno, Forkopimda Plus, General Manager PG Poerwodadie dan PG Redjosarie, serta kepala OPD terkait.
Bupati Suprawoto mengatakan, apabila kegiatan buka giling kedua PG itu tak bisa diundur, maka harus dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
Orang nomor satu di jajaran pemkab tersebut, juga menyarankan agar mengutamakan tenaga kerja dari wilayah Magetan terlebih dulu.
“Bila mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah yang bersangkutan harus membawa surat keterangan sehat bebas Covid-19 (non reaktif) dan harus dipastikan surat sehat tersebut asli. Dan yang dari luar daerah harus tinggal di asrama,” ujar bupati.
Imbauan bupati tersebut diutarakan setelah GM PG Poerwodadi dan PG Rejosari memberikan paparan tentang rencana buka giling kedua pabrik di bawah naungan PTPN XI tersebut.
Dalam rapat di ruang jamuan rumah dinas bupati itu, ada dua poin yang dibahas yaitu ijin operasional giling dan mobilisasi aktivitas tenaga kerja dalam pemenuhan pangan di tengah wabah Corona.
Dipaparkan oleh GM PG Poerwodadi dan GM PG Rejosari, bahwa rencana tebang dan penerimaan tebu di PG Poerwodadie akan dilaksanakan pada 2 Juni 2020. Sedangkan awal giling pada 5 Juni 2020 dan lama giling 100 hari.
Sedangkan di PG Redjosarie rencana tebang dan penerimaan tebu di pabrik pada tanggal 2 Juni 2020. Kemudian, awal giling pada 6 Juni 2020, serta lama giling selama 98 hari.
Menurut kedua GM, seperti dirilis Humas Protokol Pemkab Magetan, banyak pertimbangan yang harus dilakukan menyangkut tenaga kerja. Sementara untuk kegiatan seremonial ditiadakan.
Tapi tidak melupakan unsur budaya dan spiritual. Ritual penyembelihan kerbau untuk kaum duafa dan anak yatim, donasi tersebut akan langsung diberikan ke panti asuhan.
Sementara unsur pengerahan massa dari sisi kebun akan mendatangkan 6.100 tenaga kerja (penebang). Tenaga kerja luar daerah dan tenaga kerja dari dalam pabrik keseluruhan kurang lebih 7.200 personil.
Menurut pihak pabrik, protokol kesehatan juga sudah dipersiapkan di beberapa titik lokasi. Namun, PG juga meminta support dari Dinas Kesehatan untuk pengecekan kesehatan seluruh tenaga kerja pada saat proses giling. (ar/mk)