Magetan – Merebaknya kasus demam berdarah dan demam chikungunya di wilayah Magetan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan melakukan survei vektor.
Sub koordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Agoes Yudi Purnomo mengatakan, perubahan suhu menjadi faktor maraknya kasus demam berdarah.
“Perubahan suhu mempengaruhi metabolisme nyamuk, menyebabkan siklus nyamuk lebih pendek, lebih ganas serta populasinya meningkat,” terangnya, Selasa (9/5/2023).
Guna melakukan pencegahan, Dinkes Magetan bekerjasama dengan BBTKL dan PP Kemenkes RI Surabaya melakukan tindakan survei vektor di Desa Baron, Kecamatan Magetan. Survey sudah dilakukan pada bulan Maret lalu dan akan berakhir pada bulan Juni mendatang. Namun dari sample di lapangan yang dibawa ke laboratorium, sudah muncul beberapa data.
“Vektor DBD yang berhasil ditangkap adalah Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Diketahui, kepadatan nyamuk dalam menggigit (MBR) nyamuk Aedes aegypti sebesar 5 per orang pada siang hari dan Aedes albopictus sebesar 9 per orang,” paparnya.
Angka Parositas Aedes albopictus sebesar 78,3%, hal tersebut berarti tingkat penularan DBD dan Chikungunya yang dibawa oleh Aedes sangat tinggi.
Dari 106 rumah yang diperiksa, diperoleh hasil House Indeks: 38,7%; Container Indek: 14,4% dan Breateau Indeks: 69,8%, dengan Angka Bebas Jentik sebesar 61.3% (Baku Mutu >95%).
Dari hasil survei ini kemudian akan dijadikan landasan untuk melakukan tindakan ke depannya.
“Kegiatan survei ini bertujuan untuk mengurangi habitat perkembangbiakan vektor. Sehingga penularan penyakit dapat dikendalikan secara rasional, efektif dan efisien, untuk eliminasi penyakit,” pungkasnya. (rud/mk)