Magetan – Salah satu yang menjadi buah bibir terkait hasil pemilu 2024 di Magetan adalah kekalahan PDI Perjuangan. Hasil kursi PDI Perjuangan di DPRD Magetan turun, dari 10 kursi menjadi 6 kursi.
PDI Perjuangan berada di urutan kedua, dengan total perolehan 61.907 suara atau sekitar 14,5 persen. Kalah dengan PKB yang mendapatkan 8 kursi dengan total perolehan suaara 71.926 atau 16.9 persen.
Ketua PDI Perjuangan Magetan, Sujatno bercerita tentang hasil pemilu 2024 kepada Pemimpin Redaksi magetankita.com, Fariansyah. Sujatno menjelaskan sejumlah faktor terkait menurunnya perolehan PDI Perjuangan. Sujatno mengakui hasil pemilu menjadi evaluasi dan pembelajaran politik.
“Secara struktural siap salah, siap terima sanksi. Saya tidak mau mencari kambing hitam,” katanya.
Sujatno berupaya pilkada Magetan yang di depan mata, akan jadi momentum untuk mengembalikan kemenangan PDI Perjuangan di Magetan.
Berikut petikan wawancara dengan Sujatno di kantor BPR Pundhi, Kawedanan, Magetan, Sabtu (2/3/2024).
MK: Apa yang bisa dijelaskan terkait kekalahan PDI Perjuangan Magetan dalam pemilu 2024?
Sujatno: Dengan hasil yang ada saat ini, pertama semua kaget, prihatin, tak hanya kami di internal PDIP, tapi semua pendukung dan simpatisan PDIP. Apapun, saya mengapresiasi kinerja teman-teman caleg, maupun Masyarakat magetan yang sudah bekerja keras bagaimana PDIP tetap sebagai pemenang pemilu. Tapi, fakta bicara lain yang harus kita akui.
Kalau bicara penyebab banyak faktor, tapi yang utama saya apresiasi teman-teman yang sudah luar biasa, kompak luar biasa, walaupun hasilnya belum maksimal sepeti yang kita harapkan.
Strategi selalu kita bahas, Oktober kita sosialisasi, November by name by address, Desember kita verifikasi. Lalu, Januari dan Februari kita maintain. Kekompakan kita jaga baik yang incumbent maupun yang new comer, sudah luar biasa.
Ternyata banyak faktor memang.
MK: Apa faktor-faktor itu, misalnya?
Sujatno: Berkaitan pileg sangat dipengaruhi caleg-caleg masing-masing. Misalnya, kalau incumbent berkaitan dengan kinerja, yang dilakukan selama jadi anggota DPRD, kontribusi terhadap Masyarakat, menyuarakan aspirasi masyarakat, dari situ kita sangat percaya diri. Tapi, caleg-caleg baru mengalahkan incumbent.
Saya secara pribadi siap salah. Saya tidak mau mencari kambing hitam. Strategi kita sudah maksimal. Kita memang mengandalkan incumbent dan ini belum maksimal. Ini menjadi evaluasi kita semua. Tapi, ini bukan akhir segalanya. Ini jadi momentum penyemangat kita untuk mengembalikan kejayaan PDI Perjuangan.
Upaya sudah maksimal, saya secara pribadi upaya untuk terus mengkampanyekan partai.
Ini pembelajaran politik. Kadang apa yang sudah kita lakukan selama menjadi dewan ini masih kalah dengan janji-janji caleg yang baru, dan ini pembelajaran yang sangat berharga. Masyarakat juga bisa menilai mana caleg yang sudah bekerja dan belum maksimal. Ini sebagai evaluasi.
PDI Perjuangan dalam mencari caleg juga punya problem karena caleg-caleg yang mau bertarung, ada khawatir tidak bisa bersaing dengan incumbent dan lain-lain.
Secara struktural siap salah, siap terima sanksi.
MK: Bagaimana cara mengembalikan kejayaan itu, di depan sudah ada momen pilkada?
Sujanto: Untuk mengembalikan kejayaan, saya terus memotivasi kita PDIP punya kekuatan yang luar biasa. Pilkada sudah di depan mata, kita songsong pilkada. Pilkada ini pintu untuk mengembalikan kejayaan PDIP.
Tak ada partai yang bisa mengusung sendiri dalam pilkada, harus koalisi. PDIP membuka pintu berkoalisi dengan partai manapun. Di awal, kita akan coba bangun chemistry di koalisi untuk memenangkan pilkada.
Biar waktu yang berjalan. Saya kader partai, kalau oleh partai diminta maju, ya jalan, kalau diminta berhenti ya berhenti. Popularitas penting, elektabilitas penting, yang lain-lain penting.
Tapi, sekali lagi, ini masa prihatin. Setelah ini, saya kumpulkan semuanya di kandang banteng untuk mengembalikan kejayaan PDI Perjuangan. *