Magetan – Ini kemenangan masyarakat Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut terkait dengan pembangunan Kampus PSDKU Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Jalan Raya Maospati-Barat, Kelurahan Maospati. Selain itu, Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan M. Kes juga menilai bahwa kabupaten di timur Gunung Lawu tersebut, luar biasa dan keren.
Sebab, dilihat dari perjuangan Bupati Suprawoto dan jajaran pemkab yang di-support DPRD, getol menginginkan berdirinya Kampus Unesa di Maospati. Cak Hasan, sapaan akrab rektor, bersamaan dengan Magetan ini, ada tiga bupati di Jawa Timur yang menyiapkan lahan 20 hektare, 30 hektare hingga 45 hektare kepada Unesa.
Mereka berharap didirikan kampus Unesa di wilayahnya. Dan, Magetan sebagai kompetitor menyiapkan lahan eks bengkok seluas 14,5 hektare. ‘’Tapi, Magetan yang menang. Dan ini kemenangan masyarakat Magetan. Ini yang menurut saya luar biasa dan keren,’’ ungkap Cak Hasan saat peletakan batu pertama Kampus PSDKU Unesa di Magetan, Kamis (22/09/2022).
Bahwa Magetan luar biasa dan keren itu, menurut Cak Hasan, bukan dalam rangka memuji. Tapi, itulah fakta yang ia rasakan sedari mula kolaborasi antara Unesa dengan Pemkab Magetan. Terkait rintisan Kampus Unesa di Magetan. Contohnya, lanjut Cak Hasan, dari problematika pendanaan yang awalnya benar-benar tidak ada kemudian diadakan melalui APBN.
‘’Soal anggaran ini juga keren. Tapi, yang perlu diingat, semua perlu proses. Dan, proses pasti tidak akan mengkhianati hasil. Lalu, kita urus segala perizinan ke Kemendikbud Ristek. Dan, alhamdulillah, hari ini, kita bisa meletakkan batu pertama Kampus Unesa di Magetan. Salah satu alasannya mengapa Magetan karena demi pemerataan atas hak masyarakat dalam mengakses pendidikan yang lebih berkualitas di kawasan Mataraman.’’
Dari sinilah, Cak Hasan berharap, Kampus Unesa di Magetan ini betul-betul barokah dan bermanfaat bagi semua. Selebihnya, Unesa, Pemkab dan DPRD Magetan berkomitmen kuat menjalankan amanah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) sebagaimana dicita-citakan para pemimpin bangsa Indonesia.
‘’Saya berharap setelah ini, ekonomi masyarakat di Magetan, khususnya di Maospati semakin berkembang bersama Unesa Kampus Magetan. Jujur saja, hari ini, kita membutuhkan SDM yang unggul dan tangguh. Serta siap beradaptasi dalam menghadapi era ketidakpastian global.’’
Cak Hasan, atas nama Unesa, juga mengucapkan terima kasih. Dikatakan, Unesa berkomitmen menyiapkan SDM yang berdaya saing di masa mendatang. ‘’Saya yakin bahwa dengan niat baik, niat yang tulus dan ikhlas, kampus yang kita cintai ini kelak akan melahirkan para pemimpin yang baik pula. Serta menjadi sesuatu yang luar biasa untuk Magetan dan Indonesia.’’
Bupati: Bukan Uang tapi Pendidikan akan Entaskan Kemiskinan
Bupati Suprawoto ingat betul saat kali pertama bertemu Cak Hasan. Ia mengutip yang dikatakan tatkala bersua Rektor Unesa itu. ‘’Cak, mumpung kita ditakdirkan menjadi tukang mengambil keputusan, mari kita gunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat. Biar setelah kita nanti tidak menjabat, kita tidak menyesal. Karena, kita telah menorehkan tinta emas untuk kebaikan.’’
Dia mengungkapkan, mengentas kemiskinan ini tidak harus dengan memberi uang. Seorang ahli mengatakan, orang miskin akan tetap bodoh dan orang bodoh akan tetap miskin. Itulah sebabnya, cara memutus rantai kemiskinan itu yang paling bagus hanya satu. ‘’Dengan pendidikan!’’ kata bupati.
Dia mengibaratkan, orang yang tidak mampu di Magetan hanya butuh sepeda onthel untuk menimba ilmu di universitas keren ini. Dan, di masa mendatang, dari Magetan tercetak generasi unggul yang kompetitif dalam menghadapi setiap perkembangan zaman. Dikatakan, keberhasilan proyek ‘’mercusuar’’ tersebut merupakan jawaban dari kegusaran kita bersama.
Jawaban atas kolaborasi antara pemkab, dewan dan civitas akademika Unesa. ‘’Jalan panjang itu dijawab Unesa dengan memutuskan mendirikan Kampus PSDKU di Magetan. Terima kasih kepada Unesa dan semua pihak yang telah ikut mengurai problematika dan cara mengentas kemiskinan melalui pendidikan,’’ ungkap Suprawoto.
Sebagai manusia biasa, bupati juga menyadari bahwa ada pertanyaan mengapa Kampus Unesa lokasinya di Maospati? Dia menegaskan bahwa sejatinya dari awal kolaborasi, Unesa diberikan sejumlah pilihan di Magetan. Jadi dipilihnya Maospati bukan karena dirinya lahir dan besar di Maospati.
‘’Anggapan itu salah. Tapi, karena Maospati itu strategis. Dekat dengan Ngawi, Madiun dan Ponorogo. Dan, saya yakin bahwa Unesa Kampus Magetan ini kelak mahasiswanya dari berbagai daerah di Indonesia.’’
Bupati mengaku juga sempat ‘’diprotes’’ oleh universitas swasta di Magetan. Coba kita berkaca bahwa sebenarnya tidak ada PTS yang besar tanpa inang atau di sebuah wilayah tidak ada PTN-nya. Menurut dia, universitas negeri itu tak akan mematikan perguruan tinggi swasta yang sudah berdiri lebih awal.
Dia mengatakan, di Surabaya itu ada tujuh PTN. Di Malang ada lima PTN. Di Jember pun ada empat PTN. Dan Banyuwangi ada satu. ‘’Di kota-kota tersebut, universitas swastanya juga berkembang pesat. Ini pentingnya sebuah kolaborasi.’’
Ketua DPRD: Unesa Jadi Pemantik Perubahan Positif di Magetan
Ketua DPRD Sujatno pun mengaku bangga di Magetan berdiri megah Kampus Unesa. Bahwa harapannya tentu keberadaan lembaga perguruan tinggi negeri sekaliber Unesa bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
Sujatno berpandangan, jika kelak ada 2.000 mahasasiwa yang kuliah di Unesa Kampus Magetan. Maka akan terdapat peredaran uang Rp 2 miliar di kawasan Maospati dan sekitarnya. Ini, kata dia, sungguh luar biasa sebagai pengungkit perekonomian. ‘’Tiada kata yang indah kecuali ucapan terima kasih pada civitas akademika Unesa dan semua pihak yang telah men-support,’’ katanya.
Menurut dia, keberadaan Unesa Kampus Magetan ini menjadi tonggak sejarah bagi kita semua. Tentunya juga berkat doa dari para orang tua. ‘’Karena saya menerima aspirasi dari masyarakat Magetan, kapan di Magetan ada universitas ngeri. Sehingga, kami bisa menguliahkan anak-anak di rumah kami sendiri.’’
Ia meyakini bahwa Unesa kelak akan menjadi pemantik segala perubahan dimensi kehidupan yang positif. Baik perubahan sosial budaya, ekonomi, dan terutama dampak pada kualitas SDM. Sujatno berharap, Unesa bisa mengambil peran sekaligus mewarnai Magetan dengan strategis.
Sebab, di masa mendatang, tak bisa dimungkiri jika perubahan atas perkembangan zaman sudah sedemikian pesatnya. ‘’Karena itu, saya mengajak kepada masyarakat Magetan agar terus memberi support dan dukungan atas keberadaan Unesa Kampus Magetan,’’ tutur dia. (mif/mk)