Magetan – Anda kepingin merasakan jajanan legend di masa kecil. Dolan saja ke Alun-alun Magetan. Di sisi timur tepatnya. Di sana ada mbah Rawin. Kakek sepuh ini jualan gulali dan benang ruwet. Ia merawat nostalgia dengan jualan penganan tradisional bin jadul.
“Dulu tahun 90an, kalau jualan dipikul dan jalan kaki. Sekarang, ya nyetir motornya kalem-kalem,” ujar Mbah Rawin, yang tinggal di Desa Joketro, Kec. Parang, Senin (13/6/2022).
Bagi warga dengan usia 40 s/d 50 tahun, gulali maupun benang ruwet, tentu bukan hal yang asing. Karena itu salah satu jajanan favorit. Beda dengan anak zaman now atau milenial.
“Sudah lama saya jualan gulali dan benang ruwet. Dulu jualannya muter. Sekarang mangkal di Alun-alun. Monggo kalau kangen jajanan zaman dulu silahkan mampir,” ujar Mbah Rawin yang dikerubungi anak-anak.
Mbah Rawin, saat ini, tinggal dan hidup bahagia bersama keluarganya di Joketro. Kakek yang tubuhnya membungkuk itu, sebenarnya asli Pemalang, Jateng. Namun, dia sudah lama menetap dan jatuh cinta dengan Magetan.
Pendengaran si kakek sudah agak menurun. Namun, Mbah Rawin masih cukup trengginas mengendarai sepeda motor, Yamaha Vega. Walau usianya hampir 80 tahun. Ia menata dagangan dan piranti jualan. Seperti payung besar.
Kondisi Mbah Rawin masih terlihat sehat. Ia juga acap melucu. Kakek ini suka bercerita masa lalu. Ia sering bercengkerama dengan pembeli, terutama anak-anak.
Gulali Mbah Rawin ini bentuknya aneka macam. Ada helikopter, gajah, banteng ayam, unta, juga buaya. Bahkan, gulali love juga ada. “Setidaknya ada 30 macam bentuk gulali,” aku dia. Harga gulali dan benang ruwetnya pun sangat murah, hanya Rp3 ribu satu biji.
Lalu, apa resep sehat dan setia dalam jualan gulali dan benang ruwet ala Mbah Rawin? “Jalani hidup ini dengan penuh semangat, ikhlas dan banyak bersyukur,” pesannya. (mif/mk)