Parang – Jalan setapak yang rimbun dengan rerumputan, menjadi satu satunya jalan menuju rumah Sariyem (75) yang tinggal di Dusun Jenglong Kelurahan Kecamatan Parang, Magetan.
Jauh dari keramaian kota magetan, lansia ini hudup sebatang kara, pasca ditinggal suaminya meninggal dunia karena karena sakit, lima belas tahun silam.
Semenjak itu, ia berjuang seorang diri karena dalam pernikahanya tidak dikarunia anak. Di tengah kemiskinannya, Sariyem harus melawan penyakit rematik akut yang dideritanya, yang membuatnya, tidak dapat bekerja lagi, kakinya sangat sulit digerakkan. “Nggeh suku niki lho pak (kaki ini lho pak,red),” katanya saat magetankita.com ke rumahnya, Kamis (12/03/20).
Jangankan berobat, untuk makan sehari-hari saja, ia menggantungkan dari tetangga dan para dermawan yang peduli. Penyakit rematiknya semakin kambuh saat musim hujan. Taka ada selimut, ia terpaksa menghangatkan badannya dengan selimut bekas.
Di tengah kemiskinan dan keterbatasannya, aa mengaku masih bersyukur, karena ada tetangga dan dermawan yang memberi makanan tiap hari. Namun soal kesehatan, untuk berobat, ia tak mampu berbuat banyak kecuali pasrah.
“Pasrah mawon kale sing gawe urip (pasrah dengan Tuhan, red),” ujarnya. (yt/mk)