Jumat, 4 Oktober 2024

Om Yan, Kakek Asal Ambon yang Tinggal Magetan Itu Koleksi Ratusan Piringan Hitam

Dunia digital membawa banyak perubahan. Termasuk, industri musik di planet ini. Tinggal mengunduh aplikasi melalui smartphone. Lalu, pilih lagu yang disuka dan dengarkan. Tapi, tidak bagi kakek yang mengoleksi ratusan piringan hitam dan tiga mesin gramofon. Berikut tulisan wartawan magetankita.com, M. Arif Widiyanto.

Meski perkembangan dunia digital tak bisa diingkari, Yan Pieter Soplanit, warga Kauman, Magetan, selatan rutan, lebih memilih jalur yang beda. Kakek 72 tahun ini, mengoleksi lebih dari 300 piringan hitam.

Termasuk, tiga unit Gramofon, mesin untuk mereproduksi suara dan musik yang direkam pada piringan hitam. Alat yang ditemukan Thomas Alfa Edison itu, populer pada tahun 1960-an.

“Bagi saya, rasanya beda ketika kita dengerin lagu dari HP dengan lagu dari piringan hitam,” ujar Om Yan, sapaan karibnya, Kamis (20/01/2022).

Baginya, mendengarkan lagu dari piringan hitam seperti mengenang memori tatkala usia muda. Di kala senggang, ia mengingat masa sedih juga bahagia.

“Jadi teringat sama mantan, mantan dan mantan,” kenangnya sambil terkekeh memperlihatkan giginya yang ompong.

Om Yan mengenang, awal ketertarikannya dengan piringan hitam. Saat itu, usianya masih SD. Ia yang menimba ilmu di SD YBBK Jakarta itu, dikenalkan oleh sang ayah. Om Yan adalah putra tunggal.

“Rasanya kalau memutar musik dari aplikasi itu, seperti YouTube itu gimana gitu. Kurang puas aja,” ujar kakek yang tak bisa berbahasa Jawa itu meski tinggal puluhan tahun di Magetan.

Berkat piringan hitam, pria yang beristrikan Sulastri, perempuan asli Magetan ini, sempat dikirim ke Nagoya, Jepang, oleh perusahaan tempatnya bekerja. Di negeri Sakura, ia tinggal selama 4,5 tahun untuk menekuni dunia elektronika, seperti produksi transistor tersebut.

“Semua lagu piringan hitam yang saya koleksi ini pernah saya putar. Dan, saya senang yang genre classic rock. Piringan penyanyi Indonesia juga suka,” ujar bapak dua anak tersebut.

Ratusan piringan hitam tersebut, Om Yan dapatkan dari kiriman teman, serta saudara yang tinggal di Belanda. Ada juga yang dia beli di pasar Jl Surabaya di Jakarta. Bahkan, amplop serta perangko dari negeri Tulip tersebut ada yang masih utuh.

Om Yan yang lulusan UKI Jakarta ini, pada media 1972-1975 pernah bekerja di Remaco. Sebuah perusahaan label rekaman yang didirikan tahun 1954. “Dari Remaco ini saya belajar banyak tentang musik dan piringan hitam,” ucap pria yang rambut, kumis, dan jenggotnya sudah memutih tersebut.

Sosok Om Yan adalah kakek yang humble, lucu tapi nada bicaranya meledak khas orang Ambon. Tambahnya, “Ada kurang lebih 200an piringan hitam yang dipinjem temen sampai sekarang belum kembali,” tutur sang kakek.

Koleksi piringan hitam Om Yan mungkin memang tak ternilai harganya. Bisa jadi kalau Ahmad Dhani tahu, akan diborong semua. Namun, Om Yan eman menjualnya. “Beberapa kali ada yang ingin membeli,” akunya sambil gelengkan kepala.

Di rumah Kauman, ratusan piringan hitam itu disimpan di kardus. Ada album You’ll Never Walk Alone dari Elvis Presley. Lalu album Bohemian Rhapsody-nya Queen, Hotel California-nya Eagles, juga album My Blue Ridge Mountain Boy-nya Dolly Parton.

Kemudian album piringan hitam Koes Plus hingga album Diana Nasution & Loly Pop Grup, dipunyainya. Om Yan juga memiliki koleksi Skeeter Davis, serta Marlboro Country Music Festival tahun 1984. Dan masih banyak lagi.

Di rumahnya juga banyak tanaman bunga hias. Mulai dari jenis keladi hingga anggrek. Ia juga hobi memelihara ikan. “Sayangnya, koleksi piringan hitam saya ini kurang terawat. Bungkusnya ada yang dimakan rayap,” aku Om Yan dengan mimik agak sedih. Eman memang.

Kakek berkacamata itu mengajak generasi muda di Magetan untuk belajar banyak tentang musik. Karena, dengan musik maka kita akan bisa mengolah rasa. Juga menambah khazanah ilmu di dunia tarik suara. “Piringan hitam adalah perjalanan sejarah dunia musik.”

Om Yan juga mempersilahkan jika ada warga Magetan yang ingin mendengarkan piringan hitam di rumahnya. Sambil ngopi santai, ngobrol tentang musik, ikan juga bunga. Dan, tentu mengenang sang mantan. *

Berita Terkait

Hot this week

Konservasi Energi, Cara Suhargo Menghemat Listrik dari Penerangan Jalan di Magetan

Magetan - Kabupaten Magetan masih minim Alat Penerangan Jalan...

Poling Bupati dan Wakil Bupati Magetan 2024

Catatan: Ukuran poster dibuat sama besar, mengambil dari poster...

Aksi – Reaksi – Refleksi Literasi

Oleh: Muries Subiyantoro, Guru BK SMPN 1 Magetan Tulisan ini...

Dugaan Ujaran Kebencian, Forum Masyarakat Peduli Khofifah Polisikan Akun Medsos

Magetan – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat...

Safari ke Muslimat, Bunda Merasa Pulang ke Rumah Sendiri

Magetan – Antusiasme mewarnai setiap kunjungan Bunda Nanik Sumantri...
spot_img

Berita Terbaru

spot_img

Popular Categories