Magetan – Menyusul hasil uji lab yang menyatakan sampel sapi di sejumlah daerah di Magetan positif Penyakit Mulut dan Kaku (PMK), Pemkab menutup pasar hewan. Namun, penutupan ini tak disertai sosialisasi yang cukup.
Akibat minimnya sosialisasi, langkah penutupan Pasar Hewan di Magetan, untuk sementara waktu, akibat merebaknya penyakit Mulut dan Kuku (PMK), membuat masyarakat kecele.
Itu seperti di Pasar Hewan di Parang hari ini, Selasa (17/05/2022). Penutupan mendadak ini membuat masyarakat kaget. Apalagi woro-woro penutupan sementara Pasar Pon Parang juga terbilang minim informasi.
Sebenarnya, ini adalah saat-saat mau panen bagi peternak. Karena menjelang Idul Adha. Namun, siapa mas yang tidak menjerit. Apalagi saat ini ada ketidakpastian penghasilan. Ini ada wabah PKM.
“Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga. Ditambah lagi, dari pemerintah ada kebijakan menutup pasar hewan,” kata salah seorang pedagang sapi di Pasar Pon Parang, Panji pada media.
Kata Panji, dirinya tidak tahu jika Pasar Pon Parang hari ini tutup. Karena sudah sampai di pasar ia tetap menggelar lapak. “Kalau dibawa pulang jelas rugi kendaraan. Sepertinya, penutupan ini terburu-buru, dampaknya pada masyarakat kecil juga besar.”
Ditambahkan Sukar, pedagang kambing, ini kecewa dengan kebijakan penutupan Pasar Pon Parang yang tidak disosialisasikan dengan gencar. Dirinya dan pedagang yang lain pas sampai pasar juga bingung.
Di Magetan sendiri saat ini ada 21 ekor sapu yang terpapar PMK. Disnakkan terus melakukan pemantauan. (mif/mk)