Magetan – Kebijakan Pemkab Magetan menghentikan sementara kegiatan seperti Car Free Day (CFD) yang terbukti mengangkat ekonomi masyarakat, dinilai tidak tepat.
Kritik ini disampaikan pelaku usaha pariwisata, Widya Astuti, Selasa (15/2/2022). Menurut dia, ada cara yang lebih bijak ketimbang menyetop CFD.
“Panduan tentang bagaimana cara menggelar acara yang mengundang kerumunan sesuai protokol Kesehatan kan ada. Kita ambil contoh CFD, harusnya kan yang diatur pembatasan jumlah pengunjungnya, mengatur jarak antar pedagang. Ini lebih pas daripada dihentikan,” jelasnya.
Ketua Pokdarwis Magetan ini juga mengatakan kebijakan penghentian sementara CFD, membuat masyarakat bingung. Di satu sisi, pemerintah mendorong ekonomi bangkit setelah diterjang badai Covid-19, namun sisi lainnya, upaya masyarakat untuk membangkitkan ekonomi disetop.
“Kalau penghentian ini dilakukan satu atau dua tahun lalu, okelah. Waktu itu, kita semua belajar prokes. Sekarang kan masyarakat telah memiliki kesadaran yang baik untuk prokes, bermasker misalnya. Belum lagi penutupan ini tanpa disertai data yang kuat soal Omicron yang terjadi di Magetan. Saya bukan tak percaya Covid-19, saya ini alumni Covid-19,” katanya.
Widya berharap pemkab mengkaji ulang penghentian CFD. Termasuk, soal Calender of Events yang terdampak di bulan Maret dan April.
“Pemkab harus mencari solusi, apakah dilakukan dengan online atau pembatasan dengan prokes ketat. Sudah cukup rasanya kita berhenti tak bergerak. Kami di dunia pariwisata sudah merasakan sulitnya ketika mati suri,” tambahnya.
Pemkab Magetan menyetop kegiatan CFD, Minggu (13/2/2022) dengan alasan antisipasi penyebaran Omicron. Sebelumnya, CFD perdana pada Minggu (6/2/2022), dibuka dan disambut antusias warga. (far/mk)