Magetan – Lonjakan permintaan atau pesanan peti mati dialami perusahaan mebel Sri Rejeki Dusun Gemutri, Desa Dadi, Kec. Plaosan, Magetan. Hal tersebut setelah adanya wabah pandemi Covid-19 yang dunia selama hampir dua tahun belakangan ini.
“Semenjak ada pandemi Covid-19 ini permintaan peti mati meningkat. Kira-kira meningkatnya mulai awal tahun 2020. Tahun 2019 saat belum ada pandemi masih normal. Paling permintaan setiap minggu empat peti saja,” terang Siti Syamsiah pada media, Jumat, (16/7/2021).
Di awal Covid-19 menyebar sekitar pertengahan 2020, kata Syamsiah, permintaan peti mati dalam satu minggu ada 28 peti. Kemudian, awal tahun 2021 saat Covid-19 makin parah. “Dalam seminggu, permintaan meningkat lagi menjadi 56 peti. Lalu, saat pemberlakukan PPKM Darurat, permintaan peti mati makin melonjak,” ujar dia.
Menurut Syamsiah, guna mengatasi meningkatnya permintaan peti mati, pihaknya menambah tenaga tukang kayu. Sedang memasang kain mori, kain satin hitam plus hiasan dilakukan sendiri bersama keluarga.
“Sekarang permintaan paling banyak dari rumah sakit. Kalau dulu permintaan peti mati biasanya dari masyarakat serta toko karangan bunga di Magetan dan Madiun,” ucap dia.
Untuk harga peti mati, Syamsiah mengaku tidak menaikkan, harganya tetap sama sebelum terjadinya pandemi Covid-19, yaitu Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu perpeti mati
Data dari Dinas Kesehatan Magetan hingga hari Kamis (15/7/2021), kasus terkonfirmasi Covid-19 ada 5.487 orang, pasien sembuh 4.444 orang, suspect 1.080 orang dan meninggal dunia 419 orang. (ant/mk)