Magetan – Persoalan buruknya drainase kini menjadi pekerjaan rumah (PR) serius Pemkab Magetan. Ini menjadi tugas utama Dinas PUPR guna mencari jalan keluar.
Pasalnya, Magetan kini memiliki daerah banjir baru di Jl Diponegoro. Genangan setinggi sekitar 50 cm ditengarai akibat buruknya drainase.
“Ini PR bagi Dinas PUPR. Apalagi, Jl Diponegoro tersebut akses utama menuju
kawasan wisata belanja kerajinan kulit Jl Sawo,” ujar Ketua LSM Swastika, Rudi Setiawan, Sabtu malam (26/03/2022).
Menurut dia, drainase adalah fasilitas dasar dari pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perkotaan. “Air itu dulu tempatnya di sungai. Saat ini, tempatnya di jalan,” ungkap Rugos, panggilan akrabnya.
Rugos bertanya, ada apa dengan drainase di Jl Diponegoro? Pasti ada yang salah. Terutama, keterkaitan dengan sarana dan prasana juga tata ruang yang menjadi ranah Pemkab Magetan.
“Saya melihat Pemkab Magetan ini terlalu percaya diri terkait pembangunan daerah. Sebab, esensinya pembangunan itu harus melibatkan peran serta masyarakat.”
Akibat minimnya pelibatan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan, sehingga wajar jika abai. Dia mengingatkan bahwa Magetan ini berada di daerah atas.
Saat ini, menjadi daerah rawan akan bahaya banjir dari ekspose luar biasa di kawasan lereng Gunung Lawu.
“Berbicara soal drainase banyak rentetannya. Mulai persoalan-persoalan sampah, tentang lingkungan hidup dan juga kesadaran masyarakat. Pemkab seyogianya memberikan edukasi yang masif,” ungkap Rugos.
Dia berkesimpulan, bab drainase ini penting untuk ke depan. Karena itulah, jangan sampai berubahnya tata kelola pembangunan.
“Butuh pemeliharaan yang baik. Dan libatkan masyarakat atau organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan.” (ant/mk)