Magetan – Anda sudah pernah mendengar sego menok? Ini adalah nasi khas Magetan. Nasi yang dibungkus daun pisang. Diberi santan kelapa lalu ditanak. Rasa gurih.
Kuliner unik itu bisa dijumpai di sebagian wilayah Magetan. Yakni, di Kec. Plaosanl dan Poncol. Nasi ini cocok dimakan hangat bersama lauk botok juga pelas. Dan ditemani hawa dingin di lereng timur Gunung Lawu.
Menurut Rubingan, 75 tahun, penjual sego menok di pasar wisata Ploasan, nasi khas ini, konon ada semenjak zaman kerajaan Mataram.
Para pasukan tersebut membawa bekal sego menok tatkala berperang melawan penjajah Belanda. “Dan, dilestarikan sampai saat ini,” kata Rubingah pada media.
Sego menok dijual terpisah dengan lauk. Sebungkus harganya Rp 2 ribu. Lauknya bisa milih. Ada botok daun brambang bercampur teri dan cabai hijau.
Lalu ada pelas dari kedelai yang ditumbuk setengah hancur kemudian dibumbui dimasak dengan cara dikukus. Terasa lebih nikmat jika ditambah lauk gurih gadon. Sego menok ini akan nikmat disantap di pagi hari tatkala udara dingin.
Hanya merogoh saku Rp 10 ribu, Anda bisa menikmati dua bungkus sego menok, sebungkus, pelas plus gadon. Murah meriah bukan?
Anda penasaran, silahkam datang ke pasar wisata Plaosan, pagi atau sore untuk menikmati sego menok.
“Saya sengaja ke pasar Plaosan hanya untuk sego menok. Rasanya nikmat dan gurih dan ngangeni,” aku Tutik, warga Magetan Kota, penyuka kuliner sego menok pada media.
Bagi nenek Rubingan, dirinya saban hari menjual 200 hingga 400-an bungkus sego menok. “Dulu yang jualan banyak. Sekarang hanya tinggal beberapa orang. Bila ingin membeli, datang lebih cepat. Karena satu atau dua jam, sego menoknya akan habis,” katanya. (ant/mk)