Magetan – Cerita sedih, pasca kenaikan BBM seperti tak ada habisnya. Tak hanya pedagang sayur keliling, sopir angkutan. Penjual nasi di warung juga setali tiga uang.
Mereka bak memakan buah simalakama. Kali ini, ceritanya berasal dari Meti, pemilik warung di Terminal Magetan.
“Ongkos naik angkutannya sudah naik. Harga kebutuhan yang dikulak juga naik. Terpaksa, saya naikkan jualannya,” ungkap dia.
Dengan sangat berat, Meti menaikkan harga seporsi nasi dengan lauk telur. Kalau sebelumnya, dijual sekitar 8 Ribu kini menjadi 9 Ribu.
Mengapa berat? Dengan harga yang lama saja, Meti tak menjual dengan banyak porsi. Langganannya, paling sopir angkutan.
“Sangat jarang ada penumpang yang mampir. Biasanya mereka langsung pulang,” katanya.
Meti was-was, harga yang naik membuat jualannya makin sepi. Tetangga jualan Meti, Bu Parah senasib sepenanggungan.
“Saya jualan es teh dan es lainnya. Es teh yang biasanya 3 ribu, sekarang saya jual 4 ribu,” kata Bu Parah.
Kedua ibu penjual ini berharap penjualan tak lesu yang mengancam masa depannya. Mereka meminta melakukan intervensi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. (far/mk)