Sabtu, 26 April 2025

Sopir Angkutan Perdesaan Magetan Tak Paksakan Tarif Baru

Magetan – Di salah satu sudut Terminal Magetan. Di sisi kanan, di bagian angkutan kota dan perdesaan.

Waji, sedang beristirahat. Jelang tengah hari, sopir mobil Colt angkutan perdesaan itu baru menyelesaikan dua trip. Dua kali PP dari Sarangan ke Terminal Magetan.

Waktunya beristirahat itu digunakan ngobrol sambat kepada rekannya seprofesi, Supriyadi.

“Setiap harinya, hampir tidak ada penumpang dari Plaosan yang sampai terminal. Paling ya jarak dekat-dekat. Dari Pasar Sayur ke Candi, atau Magetan ke Pasar Plaosan,” ungkap Waji, Senin (5/9/2022).

Warga Plaosan itu mengatakan ongkos jarak dekat itu antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000. “Kalau tarifnya, dari Sarangan ke terminal, Rp 10 Ribu,” katanya.

Waji mengaku saban hari hanya 4 PP. BBM yang dibutuhkan sekitar 20 liter. “Saestu, kita ini mengandalkan pagi, sebagai angkutan pelajar itu. Selebihnya, sepi, Mas,” jelasnya.

Setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, Waji juga menaikkan tarif angkutannya. Kalau dari tarif Rp 10 Ribu itu menjadi Rp 12 Ribu.

“Tapi, penumpang kita ya mayoritas para pedagang sayur. Kita sampaikan tarife mundak. Diberi ya syukur, nek ora yo ndak mekso. Sak repotan niki, Mas,” keluh Waji.

Supriyadi yang tadinya, diam. Ikut menambahkan. “Makin sulit ini, karena biaya operasional yaitu solar sudah naik.”

Sejauh ini, Waji dan temannya mengaku belum ada pembicaraan dengan Organda Magetan untuk penyesuaian tarif. Tarif resmi angkutan kota dan perdesaan diputuskan oleh Bupati.

Akhir pekan lalu, Sabtu (3/9/2022), Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Sedangkan harga Solar naik dari dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. (far/mk)

Berita Terkait

Hot this week

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories