Lembeyan – Ini hari Kartini. Semangat Kartini, menjadi semangat penyandang disabilitas, Supartini, warga Desa Lembeyan Wetan, Magetan.
Ibu dua anak ini kehilangan kaki kanannya karena diamputasi akibat Osteoporosis. Namun, dia tetap berkarya karena hidup harus terus berjalan.
“Ceritanya ketika tahun 1999. Saat bekerja di Arab, saya merasa kaki saya seperti terkilir. Karena tak bisa bekerja akhirnya pulang ke tanah air,” kenangnya.
Supartini melanjutkan untuk mengobati sakit kakinya. Beberapa kali dioperasi, tak kunjung sembuh.
“Justru infeksi hingga akhirnya dokter memutuskan jika ingin sembuh agar diamputasi,” katanya, Kamis (21/04/2022).
Sebagai manusia biasa, Supartini mengaku di awal-awal, kehilangan satu kaki merupakan pukulan terberat. Ada perasaan minder. Dan, kesulitan adaptasi karena harus memakai tongkat sebelum menggunakan kaki palsu.
“Saya menjadi tulang punggung karena suami merantau ke Kalimantan. Saya merawat Ibu yang sudah sepuh. Mengantar anak ke sekolah. Yayasan disabilitas yang memberikan motivasi saya untuk bangkit,” ceritanya.
Supartini juga mendapat pelatihan ketrampilan anyaman dari tali plastik menjadi tas cantik. Inilah yang kemudian menjadi penghasilan tambahan untuk menopang hidup. Penghasilan yang lebih baik ketimbang sebelumnya, jualan sayur dan gorengan.
Ini pesannya di Hari Kartini. “Teman-teman yang senasib khususnya para perempuan disabilitas, kendala fisik bukan halangan untuk tetap beraktivitas, dan berguna bagi orang lain. Hidup harus berjalan. Tidak boleh terus-menerus murung dan bersembunyi dari kenyataan,” (far/mk)