MAGETAN yang biasanya terik, di pinggir Telaga Sarangan cukup teduh. Angin juga tak terlalu kencang. Saat mau melukis, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhono, yang biasa disapa SBY, bilang kalau cuaca dan angin membantunya melukis.
Cuaca yang baik membuat awan terlihat bagus. Angin sepoi-sepoi, arklirik tak cepat mengering.
SBY melukis pemandangan Telaga Sarangan dari seberang Hotel Grand Hap Kintamani. Dia tak sendirian, ditemani seniman dari Mageti Art, dan mahasiswa Unesa dari Surabaya. Termasuk, musik dari pengeras suara portable. Deretan tembang kenangan era 60 dan 70-an yang terdengar, mengiringi SBY melukis.
Lalu, ada salah satu lagu milik Koes Plus yang kemudian diselanya, judulnya Telaga Sunyi. Telaga Sarangan ini, bukan Telaga Sunyi, katanya yang kemudian disambut tawa yang lain menghidupkan suasana.
SBY datang ke Magetan untuk nonton voli mendukung timnya Lavani yang berlaga di gelaran Livoli di GOR Ki Mageti. Itu tujuan utamanya.
Tujuan lain, sengaja ke Sarangan untuk melukis. Untuk mengingat mendiang Istrinya, Ani Yudhoyono. Ceritanya, dia pernah ke Magetan saat menjadi Presiden. Dan, bilang ingin mengajak istrinya ke Sarangan. Namun, takdir berkata lain.
SBY ke Magetan, seminggu. Menginapnya di Madiun. Namanya SBY, datang pasti dengan rombongan. Rombongannya, tak gemen-gemen. Pertama datang dengan Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak. Lalu yang terus menyertai, anggota parlemen Partai Demokrat dari pusat hingga Magetan. Ada Edhie Baskoro Yudhoyono, Sartono, sampai Wakil Ketua DPRD Magetan Pangajoman.
Saat mau nonton pertandingan kedua Lavani, dalam perjalanan dari Madiun ke Magetan. Dia meminta bus yang mengantarnya berhenti di area Sugihwaras, di tempat proyek pelebaran jalan. Dia turun sebentar. Menurut presiden dua periode itu, jalan lebar yang menjadi pintu masuk ke Kota Magetan, terlalu gelap.
Cerita ini, pasti sampai ke rombongannya. Yang tak gemen-gemen tadi. Dan, pada akhirnya Magetan yang mendapatkan keuntungan.
Magetan harus lebih kreatif untuk mendatangkan lebih banyak tokoh atau figur publik. Lalu, mengamplifikasinya lewat media apapun. Kalau tak bersamaan, manfaatnya pasti akan datang kemudian. Bila tidak, jadi seperti lagu yang disela SBY, Telaga Sunyi. *
*Fariansyah, Penanggung Jawab dan Pemimpin Redaksi magetankita.com





