Magetan – Usai penetapan kepemimpinan DPC, Diana Sasa menekankan satu hal: PDI Perjuangan Magetan harus kembali berjiwa—ideologis, disiplin, dan hadir di ruang hidup rakyat. Berikut petikan wawancara singkat magetankita.com dengan Diana Sasa yang baru terpilih sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Magetan.
magetankita.com: Mbak Diana, selamat. Ini momen besar. Rasanya gimana?
Diana Sasa: Terima kasih. Jujur, rasanya campur. Ada syukur, setelah 17 tahun menjadi kader mendapat amanah ini, tapi lebih banyak rasa beban tanggung jawabnya. Karena ini bukan soal “jabatan”, ini soal tugas ideologis. Tanggungjawabnya besar. Banyak hal yang harus dibenahi.
magetankita.com: Tugas ideologis yang seperti apa?
Diana Sasa: Menata partai supaya rapi dan sehat. Menguatkan lagi disiplin. Dan yang paling penting, memastikan partai ini hadir untuk rakyat Magetan, bukan hadir hanya saat pemilu.
magetankita.com: Banyak yang bilang politik itu ya soal menang-kalah. Mbak melihatnya gimana?
Diana Sasa: Menang-kalah penting, tapi tidak boleh jadi satu-satunya cara kita menilai diri. Kalau partai hanya fokus elektoral, kita bisa kehilangan jiwa. Partai ideologis itu harus punya napas: disiplin, gotong royong, dan keberpihakan pada wong cilik.
magetankita.com: Tapi faktanya, Pemilu 2024 kemarin PDIP Magetan turun?
Diana Sasa: Iya. Dan itu harus kita akui sebagai alarm. Sejak reformasi, kursi pimpinan DPRD di Magetan tidak lepas dari PDIP, lalu di 2024 kemarin lepas. Ditambah penurunan empat kursi. Itu tidak bisa kita anggap “angin lalu”.
magetankita.com: Alarmnya soal apa?
Diana Sasa: Soal jarak. Bisa jadi ada jarak antara cara kerja Partai dengan kebutuhan warga. Bisa juga jarak komunikasi kita dengan rakyat. Pokoknya, artinya sederhana: kita tidak bisa lagi merasa “otomatis besar”. Mendadak besar dengan sendirinya tanpa kerja harian.
magetankita.com: Dua pilkada terakhir juga tidak menang. Itu jadi beban?
Diana Sasa: Pasti jadi evaluasi. Dua kali pilkada kalah itu fakta. Dan fakta harus kita hadapi dengan kepala dingin. Kalau kita mau jujur, pilkada dan pemilu itu puncak dari kerja panjang. Kalau kerja panjangnya lemah, puncaknya juga rapuh. Jadi yang dibenahi bukan hanya strategi, tapi budaya kerja partai.
magetankita.com: Mbak Diana sering menyebut ideologi. Dalam praktiknya, ideologi itu diwujudkan seperti apa sih di tingkat kabupaten?
Diana Sasa: Ideologi itu kelihatan dari kebiasaan dan keputusan sehari-hari. Misalnya, kita berani membela pedagang kecil dan petani, bukan cuma bicara. Kita hadir saat warga kesulitan, bukan hanya saat kampanye. Kita perjuangkan melalui kebijakan di legislatif melalui fraksi. Kita rapikan organisasi agar kader tidak jalan sendiri-sendiri. Itu ideologi dalam bentuk kerja.
magetankita.com: Soal internal, yang sering jadi tantangan kan soal faksi-faksi. Mbak mau bawa partai ke arah mana?
Diana Sasa: Saya ingin partai ini jadi rumah bersama. Tidak ada lagi ego kelompok. Kita boleh beda pandangan, tapi tidak boleh melompati garis partai. Kuncinya gotong royong: DPC, PAC, ranting, sampai anak ranting harus satu arah.
magetankita.com: Mbak juga membawa isu regenerasi. Ini mau seperti apa?
Diana Sasa: Seimbang. Yang senior itu penjaga nilai dan pengalaman, itu penting sekali. Tapi anak muda juga harus diberi ruang jadi aktor, bukan sekadar objek kampanye. Regenerasi bukan mengganti orang, tapi menaikkan mutu kader dan mutu organisasi.
magetankita.com: Target terdekatnya apa?
Diana Sasa: Kita rapikan struktur, rapikan kerja, rapikan komunikasi dengan rakyat, kemudian pengkaderan digalakkan. Kader harus sering turun ke ruang hidup warga: desa-desa, pasar tradisional, komunitas petani, pedagang kecil, buruh, dan anak muda. Itu yang akan kita kuatkan.
magetankita.com: Lalu sikap PDIP ke Pemkab Magetan ke depan?
Diana Sasa: Ukurannya satu: rakyat. Kalau kebijakan baik untuk rakyat, kita dukung. Kalau kebijakan menjauh dari kepentingan rakyat, kita kritik—tegas tapi membangun. Kita bukan oposisi demi oposisi, dan bukan pendukung tanpa nalar.
magetankita.com: Kalimat terakhir, Mbak?
Diana Sasa: Kita tidak bisa lagi kerja musiman. Kalau PDI Perjuangan Magetan mau bangkit, caranya cuma satu: jujur evaluasi, rapi berorganisasi, dan konsisten hadir untuk rakyat. (far/mk)





