Kamis, 27 Maret 2025

Disoroti DPRD Magetan, Hendrad: Ada Masalah di Sistem Rujukan pada Kasus Meninggalnya Pasien DB Asal Parang

Parang – Kasus meninggalnya satu pasien Demam Berdarah (DB) asal Parang menjadi sorotan DPRD Magetan.

Anggota DPRD Magetan dari Fraksi PDI Perjuangan Hendrad Subyakto mendatangi Puskesmas Parang, Jumat (21/2/2025) untuk mendapatkan klarifikasi terkait meninggalnya satu pasien DB.

“Kami melakukan klarifikasi terkait pemberitaan mengenai kasus pasien DB yang meninggal. Dari sini, sementara kami simpulkan ada mis pada sistem rujukan, dan perlu pembenahan rujukan gawat darurat di RS Sayidiman,” kata Anggota Komisi C DPRD Magetan itu.

Menurut Hendrad, perlu penyamaan persepsi puskesmas dan rumah sakit untuk penanganan pasien gawat darurat. Katanya, urusan gawat darurat tidak bisa menerima alasan penuh atau ‘overload’.

“Melalui sitem rujukan itu, jangan pasien digantung dengan jawaban nanti konfirmasi lagi dua jam dan seterusnya. Kalau berkaitan gawat darurat secepatnya dijawab dengan pasti, dan dilakukan penanganan,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Rohmat Hidayat sepakat soal memperbaiki jalur komunikasi rujukan pasien.

“Ini mungkin ada masalah komunikasi di pihak rumah sakit yang menerima rujukan karena tiga kali kontak belum ada kepastian hanya diminta menunggu. Kuncinya, kalau tidak ada tempat ya disampaikan. Dan, teman-teman di Puskesmas memang harus sering komunikasi, harus aktif dan mengedukasi pasien untuk mencari tempat lain,” katanya.

Warga Parang Suyanti, nyawanya tak tertolong. Pasien DB itu meninggal di di RSU Aisyiyah Ponorogo. Sebelumnya, dirujuk ke Ponorogo, pasien masuk ke Puskesmas Parang, dua hari lalu.

“Bisa jalan, awalnya masih stabil. Lalu kondisi drop, trombositnya turun. Ada penyakit penyerta, gula darah tinggi, dan penyakit paru,” kata Kepala Puskesmas Parang, Dokter Afnie Febriana.

Puskesmas lalu merujuk ke RSUD dr. Sayidiman, melalui aplikasi Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) pada pukul 10.00. Karena belum ada jawaban, komunikasi rujukan kemudian dilanjutkan menggunakan aplikasi perpesanan whatsapp pada pukul 11 dan telpon pukul 12.

“Jawabannya, konfirmasi ulang selepas pukul 4 sore,” ungkap Dokter Afnie.

Keluarga akhirnya memutuskan merujuk ke Ponorogo sekitar pukul 15.00, namun tak tertolong dan meninggal esok paginya. (far/mk)

Berita Terkait

Hot this week

spot_img

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories