Kamis, 12 Juni 2025

Obrolan Sederhana Pemantik NIAT (Tanggapan Tulisan Mas Trisno)

PERGANTIAN kepemimpinan seperti biasa selalu diikuti dengan pergantian kebijakan. Pergantian kebijakan artinya akan ada hal hal yg mungkin tidak akan dikerjakan lagi, ada hal hal yg baru setengah jalan tetapi harus berhenti, atau mungkin ada hal hal baru yg dilakukan dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Apapun itu yg penting kebijakan itu mengarah untuk perbaikan bukan pencitraan.

Menggenapi tanggapan terhadap tulisan Mas Tris yg sangat bagus di media ini, saya pribadi bukan penggemar KDM yg populis dengan media sosial nya tapi saya pikir caranya memang sesuai dengan perkembangan zaman yg suka tidak suka media sosial adalah jimat sakti saat ini.

Saya “sedikit” Mengagumi karya luar biasa KDM dengan Lembur Pakuannya di Subang yg akhirnya mampu menjadi ikon Subang. Bukan hanya ikon ternyata Lembur Pakuan mampu mendongkrak perekonomian dari C ke grade A, menciptakan lapangan pekerjaan , pemeliharaan alam yg seimbang dan yg terpenting Lembur Pakuan mampu membangkitkan kesadaran masyarakat setempat terhadap : kebersihan, aset potensi desa, kreativitas, sustainability lingkungan dan naiknya PAD dari pajak.

Setiap sabtu – minggu Lembur Pakuan yg dulunya bukan apa apa tetapi krn visi yg visioner dari seorang pemimpin yg mampu melihat lebih jelas dan jeli kini Lembur Pakuan dikunjungi ribuan warga dari seluruh Indonesia. Apa yg istimewa? Semua berawal dari kebijakan.

Sebenernya pada masa kepemimpinan bapak Suprawoto sebelumnya rintisan dan embrio Lembur Pakuan Lembur Pakuan di Magetan telah ada, termotivasi, terfokus dan menghasilkan beberapa prestasi dan kebanggaan bagi magetan di bidang pariwisata di luar destinasi destinasi utama milik pemerintah daerah.

Apa itu? Ijinkan saya menyampaikan informasi ini sebagai bentuk kepedulian, keinginan dan harapan agar kebijakan NIAT kedepan nantinya tidak meninggalkan apa yg sudah dimulai.

Pada pemerintahan Bupati Suprawoto magetan mendapatkan beberapa penghargaan Desa wisata secara Nasional maupun provinsi .

Desa Genilangit mendapatkan penghargaan 100 besar Anugrah desa wisata secara Nasional dari hampir 8000 desa wisata se Indonesia. Desa Simbatan dan desa Jabung yg mendapatkan nominasi 300 besar Anugrah desa wisata secara Nasional. Desa Genilangit menjadi salah Satu desa Cemara tingkat propinsi yg menyisihkan ratusan desa desa lain di jawa timur. Desa sumberdodol sebagai salah satu desa mendapat capain prestasi secara nasional dan propinsi. Dengan capaian capaian itu desa desa tersebut banyak mendapatkan bimbingan, reward serta pelatihan dari propinsi jawa timur dan Nasional.

Pernah dengar “Sarlondo ? ” Salah satu pasar traditional yg menyajikan makanan makanan traditional yg sangat menginspirasi pada tahunnya, bahkan saat itu bapak Presiden Jokowi mampu mendengar gaung Sarlondo desa Candirejo yg akhirnya redup dan hilang krn kebijakan yg berubah.

Mungkin dari sini muncul pertanyaan : lalu apa manfaatnya buat desa dan masyarakat? Saya akan coba menjawab ini dengan bukti nyata dan pengalaman pribadi saya dalam membantu pembangunan kemandirian sebuah desa.

Desa Randu gede, saya sangat ingat sekali pada awal masa kepemimpinan Bupati Suprawoto desa ini hampir tidak ada yg mengenal, tidak ada yg berfikir untuk datang ke desa ini, jalan menuju desa yg rusak meskipun desa ini sebenernya tidak jauh dari kota, tidak ada lampu sama sekali sepanjang jalan penghubung antar desa tetapi dalam waktu yg sangat singkat kurang dari setahun desa ini mulai dikenal di tingkat propinsi dan skr desa ini menjadi salah satu desa yg menginspirasi desa lain dalam melakukan kegiatan ekonomi desanya melalui kepariwisataan.

Apa yg saya sampaikan diatas hanyalah sedikit dari banyak yg sudah dirintis dan diletakkan dasarnya yg memerlukan kebijakan lanjutan yg tentunya memihak dan revolusioner. Saya pribadi berharap pemimpin yg baru ini mampu menjadikan program ketahanan pangan nasional melalui desa desa wisata di kab Magetan, tidak dengan membuka lahan lahan hutan untuk menanam jagung tetapi bagaimana menjadikan lahan lahan kecil pekarangan setiap rumah menjadi sumber pangan produktif bagi penghuninya.

Saya pribadi bermimpi dengan NIAT pemimpin yg baru ini bisa menghasilkan kebijakan yg revolutioner , melanjutkan sesuatu yg baik yg telah terbangun dan melanjutkan standart tinggi yg telah diletakkan sebelumnya.

Bukan tidak mungkin magetan memiliki desa yg lebih mandiri dari Lembur Pakuan, bukan tidak mungkin magetan memiliki desa yg mandiri dan zero sampah dengan pengolahan mandirinya , bukan tidak mungkin magetan memiliki desa wisata penopang sarangan, bukan tidak mungkin magetan memiliki desa yg menjadi pusat percontohan perputaran ekonomi desa melalui koperasi. Semuanya sangat BISA dilakukan , pertanyaannya hanya satu : mau atau tidak? Salam dari desa. *

*Ditulis oleh: Widia Astuti, Ketua Kelompok sadar wisata kab. Magetan. Founder : Sekolah Desa.

Berita Terkait

Hot this week

spot_img

Berita Terbaru

spot_img

Popular Categories