Dunia perpolitikan lokal di Magetan kembali menghangat, seiring dengan santernya kabar yang sudah termuat di beberapa media bahwa Pak Pj Bupati Magetan Hergunadi secara resmi telah mengajukan pengunduran dirinya dari Pj Bupati untuk memastikan dirinya maju Pilkada. Surat pengunduran dirinya telah diajukan ke Mendagri melalui Biro Pemerintahan dan Otda Setdaprov Jatim.
Pengunduran diri Pak Pj Bupati Magetan Hergunadi sebenarnya sudah sejak awal bisa diprediksi, seiring dengan “redup”nya keinginan Suprawoto kembali maju Pilkada dan adanya berbagai kemungkinan jalinan komunikasi politik yang sudah intens dilakukan dengan partai-partai politik di Magetan selama ini.
Dengan seriusnya Pak Pj Bupati Magetan mundur untuk maju Pilkada membuat peta dan dinamika politik lokal di Magetan semakin seru dan dinamis. Peta politik lokal Magetan, khususnya peta koalisi partai-partai politik yang akan mengusung Paslon bisa diprediksi semakin “terpecah” dan “membelah”, tetapi juga bisa diprediksi semakin “solid” dan “mengkerucut”.
Seperti diketahui bersama, bahwa tidak ada satu partai politik pun yang bisa mengusung sendiri Paslon, mereka harus melakukan koalisi. Dan setidaknya koalisi partai nanti minimal harus berjumlah 2 (dua) partai. Dari sini peta poros Paslon sebenarnya bisa diprediksi akan ada berapa poros.
Jika seandainya koalisi partai politik diambil dengan minimal 2 (dua) partai politik, maka akan bisa memunculkan maksimal 4 (empat) poros Paslon. Namun seandainya ada koalisi partai yang melibatkan 3 (tiga) atau 4 (empat) partai politik, maka diprediksi maksimal akan ada 3 (tiga) poros Paslon.
Setidaknya sampai saat ini sudah lebih dari 10 orang mendaftarkan diri menjadi bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati yang mendaftar di berbagai partai politik di Magetan. Santernya Pak Pj Bupati Magetan mundur untuk serius maju Pilkada, akan menambah deretan orang yang berkeinginan berkompetisi dalam ajang lokal pemilihan tiap lima tahun sekali.
LoGoPoRI Magetan memberikan beberapa catatan krusial dengan seriusnya Pak Pj Bupati Magetan maju Pilkada kali ini.
Catatan pertama, andaikata Pak Pj Bupati Magetan mendapatkan rekom dari koalisi partai politik, maka salah satu modal sosial-politik yang bisa “digerakkan” adalah kekuatan birokrasi yang telah digeluti selama berpuluh-puluh tahun selama ini.
Dan seandainyapun Nanik Endang Rusminiarti juga mendapat rekom dari koalisi partai, maka sangat dimungkinkan juga akan menggunakan modal sosial-politik birokrasi karena notabene yang bersangkutan adalah mantan birokrasi dan istri mantan bupati.
Kondisi ini makin menarik ketika bargaining-position nya Suprawoto sebagai mantan bupati akan berada pada posisi dimana? Apakah berada pada barisan Pak Pj atau Nanik Endang Rusminiarti?
Dengan kata lain, jika seandainya Pak Pj Bupati Hergunadi head to head Nanik Endang Rusminiarti, maka birokrasi akan menjadi ajang yang sangat “sexy” untuk diperebutkan oleh keduanya. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan strategi politik yang matang, cantik dan jitu untuk menggaet pemilih dari unsur birokrasi. Seperti diketahui bahwa Magetan dengan kultur Mataramannya, maka peran dan pengaruh birokrasi di tataran masyarakat masih sangat kuat, walau bukan dalam arti yang segala-galanya.
Catatan kedua, jika Pak Pj jadi maju, lantas koalisi partai politik manakah yang akan mengusungnya? Koalisi yang dibangun oleh partai politik sejak dua-tiga bulan terakhir ini sebenarnya adalah koalisi yang masing sangat “rapuh”, karena belum menemukan titik-temu siapa bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati yang akan diusung.
Figur Pak Pj bisa menjadi daya magnet tersendiri dari partai politik untuk mengusungnya. Sehingga keseriusan Pak Pj maju bisa membuat peta koalisi partai politik yang dibangun selama ini menjadi “remuk-redam”, tetapi juga sebaliknya koalisi yang dibangun akan semakin “solid” untuk serius mengusung figur Pak Pj.
Catatan ketiga, penulis sering mendengar obrolan publik, bahwa sejak pertama kali Pilkada berlangsung, selalu bupatinya dari unsur birokrasi, belum pernah bupati dari luar unsur birokrasi. Hal ini menarik untuk diamati apakah akan ada figur bakal calon bupati yang dari luar unsur birokrasi yang benar-benar serius “bertempur” dan “bertarung” di Pilkada kali ini?
Dalam catatan LoGoPoRI Magetan hanya ada 2 (dua) orang ketua partai politik yang berani mendaftar ikut dalam ajang Pilkada, yaitu Sujatno Ketua DPC PDI Perjuangan Magetan dan Sutikno Ketua Hanura Magetan, selebihnya tidak ada ketua partai yang berani mencalonkan diri mengikuti kompetisi Pilkada tahun ini. Dan publik pun tentunya sudah mahfum dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Figur lain di luar birokrasi dan di luar jajaran partai politik yang santer serius mengikuti perhelatan Pilkada adalah M. Sodiq yang notabene sosok yang sudah malang melintang di dunia BUMN. Niat dan keinginan yang bersangkutan untuk maju Pilkada harus benar-benar serius ditunjukkan dan perlu kerja ekstra, karena selama ini tidak pernah berkecimpung di pergulatan sosial-kemasyarakatan di Magetan. Selain itu juga muncul figur-figur lain yang sudah mendaftar ke partai politik saat ini.
Lalu apa korelasi antara figur-figur di luar birokrasi di atas dengan seriusnya Pak Pj maju? Korelasinya adalah, apakah partai-partai politik yang ada memang serius untuk mengusung Paslon di luar birokrasi? Jika memang serius, maka seharusnya dalam Pilkada nanti minimal akan ada 3 (tiga) poros utama Paslon. Poros pertama dan kedua “dimungkinkan” akan diisi oleh Nanik Endang Rusminiarti dan Pak Pj, dan poros ketiga “dimungkinkan” akan diisi dari figur di luar birokrasi.
Sejak awal, penulis selalu mendorong agar partai politik mempunyai keberanian untuk memberikan banyak alternatif pilihan poros Paslon kepada pemilih. Dan setidaknya jika ini terjadi, maka akan “dimungkinkan ada 3 (tiga) atau 4 (empat) poros Paslon.
Dalam politik semua serba mungkin, dan dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Maka sebenarnya banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam satu bulan ke depan.
Dan penulis sangat yakin, sebenarnya partai politik dan publik sudah memiliki pandangan dan alternatif berbagai kemungkinan itu, hanya tinggal menunggu waktu. Silahkan menunggu. *
*Ditulis oleh: Muries Subiyantoro, Alumni Ilmu Politik FISIP Unair Surabaya, Pegiat Demokrasi, dan Penggagas LoGoPoRI (Local Government and Political Research Institute) Magetan.