Magetan – Kerja keras Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Magetan berbuah manis. Stunting di Magetan menurun tajam.
Pada survei di tahun 2018, prevalensi angka stunting mencapai 30,2 persen. Di tahun lalu, sudah di angka 10,4 persen. Bahkan, dari survei internal pada Oktober lalu, angkanya berada di 8,4 persen.
Menurut Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinkes Magetan, Retnowati Hadirini, Magetan telah memiliki penanganan Stunting yang sistemik. Mulai dari penguatan Komunikasi Informasi dan Edukasi ke masyarakat, hingga intervensi langsung.
“Kita memantau tumbuh kembang balita. Kalau teridentifikasi, juga segera kita tata laksana agar tidak jatuh pada kondisi stunting. Mulai rujukan hingga penanganan di rumah sakit sudah terintegrasi,” katanya, Jumat (19/12/2025).
Retno mengatakan pihaknya bersinergi dengan semua pihak dan melakukan sejumlah peluang yang bisa diakselarasi dengan inovasi.
Invasi yang dilakukan mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat. Puskesmas Panekan dengan inovasi Puspa Hunting, Puskesmas Sukomoro dengan Pantura Asmoro yakni program membuat makanan bergizi berbahan lokal spesifik yang tinggi protein
“Dari sejumlah kinerja itu kita mendapatkan dana insentif fiskal langsung dari pusat,” ungkapnya.
Menurut retno program percepatan penurunan Stunting di Magetan secara sistem sudah berjalan, tinggal penguatan. Evaluasi terus dilakukan agar seluruh program semakin solid dan saling melengkapi.
Pemkab Magetan memastikan upaya percepatan penurunan stunting akan terus dilanjutkan hingga 2026 melalui penguatan program, konsolidasi lintas sektor, dan pengembangan inovasi. (far/mk)





