Sabtu, 9 November 2024

Biar Tidak Gagal Paham, Ini Penjelasan Bupati Magetan soal Ekoeduwisata Hutan Bambu

Magetan – Bupati Magetan Suprawoto berprinsip pembangunan harus berkelanjutan, dan lifetime-nya panjang.

“Saya kadang dituntut ayo ndang ketok. Jangan hanya berpikir jangka pendek dan instan. Buat program yang juga bisa dinikmati anak cucu kita,” kata Pak Bupati, Senin (26/6/2023).

Menurut Bupati, program berkaitan isu lingkungan dan konservasi alam merupakan salah satu program berkelanjutan.

“Ambil contoh di Mojosemi. Yang dijual kan pemandangan dan pepohonan. Menanam pohon kan tidak bisa hari ini ditanam, besok sudah tinggi besar. Karena itu harus dimulai,” katanya.

Pembangunan Ekoeduwisata Hutan Bambu, bukan membuat hutan, tapi taman yang pohonnya bambu. Bambu dipilih karena ikon Magetan.

“Baru ide saja, kementerian sudah ambil alih untuk datangkan CSR ke hutan bambu. Baru ide saja, Pak Dahlan Iskan mau jadi dutanya. Katanya, ini ide kelas dunia. Memang perlu keberanian untuk memulai dan berpikir jauh ke depan,” terang Pak Bupati.

Makin banyak tempat wisata yang bisa memecah keramaian dan kemacetan juga makin baik. Di Sarangan, bisa dipecah di Kebun refugia atau Kampung Susu Singolangu.

Di tengah, di Sukomoro ada Ekoeduwisata Hutan Bambu.

“Kebun Raya Bogor itu, kirai-kira seratus ke depan apa masih seksi. Masih. Tapi, ketika memulai membangun pasti ada kritikan juga karena hutan di Jawa sangat lebat,” katanya.

Bupati Suprawoto bercerita ketika Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun, Aktivis Arief Budiman mengkritik, lalu Universitas Indonesia juga berdemonstrasi. Tapi 10 tahun kemudian, Arief Budiman menyadari kekeliruannya dalam menilai TMII.

Pak Bupati juga membantah ada anggaran Rp 50 Milyar untuk membangun Ekoeduwisata Hutan Bambu.

“Ini kekeliruan informasi. Angka itu muncul dari nilai masterplan. Bukan kita menganggarkan sebanyak itu. Saya kalau ada uang sebanyak itu ya lebih baik tak pakai untuk membangun Sarangan,” jelasnya.

Bupati, hari ini janjian dengan Kadis Kehutanan Provinsi Jatim di Surabaya untuk “dodolan” ide Ekoeduwisata Hutan Bambu.

“Kementerian sudah masuk, Pak Dahlan mau jadi dutanya. Pak Dahlan mungkin bisa bawa CSR perusahaan-perusahaan besar. Ini sebetulnya untuk mancing investor. Nanti kalau sudah kelihatan, ada pengusaha waterboom di Magetan mau masuk silakan, begitu,” jelasnya.

Program Ekoeduwisata Hutan Bambu dibuat untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau. Konsep RTH itu bisa untuk sarana sosial dan rekreasi. Yang terpenting, RTH adalah konsep pembangunan berkelanjutan, artinya pembangunan untuk generasi mendatang.

Dan, isu lingkungan menjadi isu prioritas. Karena itu, DPRD periode 2014-2019 menginisiasi pembentukan Peraturan Daerah tentang Ruang Terbuka Hijau dan disahkan sebagai Perda No 2 Tahun 2017. (far/mk)

Berita Terkait

Hot this week

Tentang Kami

Dari POJOK Selosari Jikalau air di Telaga Sarangan dibuat menjadi...

Kode Etik

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia...

Pedoman Media Siber

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak...

Poling Bupati dan Wakil Bupati Magetan 2024

Catatan: Ukuran poster dibuat sama besar, mengambil dari poster...

Bawaslu atau Bawas”flu”

PEKAN ini, mayoritas media menyorot Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

Berita Terbaru

Kementerian ATR/BPN Topang Pembangunan Infrastruktur, Menteri Nusron: Siapkan Panitia Pengadaan Tanah

Jakarta - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional...

Bawaslu atau Bawas”flu”

PEKAN ini, mayoritas media menyorot Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

Relawan Janur Kuning Magetan Deklarasi Siap Menangkan Sujatno-Ida

Magetan - Dukungan dari relawan maupun warga masyarakat Magetan...
spot_img

Popular Categories