Sabtu, 14 Desember 2024

Mitos, Perjuangan, dan Rasa Syukur dari Gunung Lawu

Magetan – Chandra Darusman tak berhenti berucap syukur saat berada di ketinggian 3.265 Meter di atas permukaan laut. Dia mengabadikan momen di puncak Gunung Lawu dengan berfoto sambil membawa bendera Paguyuban Wong Magetan (PWM). Tepat di HUT Kemerdekaan RI ke-75, 17 Agustus 2020.

“Akhirnya, keinginan yang lama sekali terpendam terwujud, “ katanya kepada magetankita.com, Kamis (27/08/2020).

Sebelumnya, keinginan itu dia pendam Bersama mitos bahwa orang Bojonegoro tak boleh naik Gunung Lawu.

PWM mengadakan acara pendakian ke Gunung Lawu pada momentum peringatan kemerdekaan tahun ini. Kegiatan yang menjadi rangkaian acara peringatan tujuh belasan yang sudah digelar, seperti berziarah ke makam Gubernur Soerjo, dan lomba kecil-kecilan.

“PWM memiliki Program Pesona Wisata. Jelajah ke Lawu ini merupakan kegiatan yang ketiga. Kami sudah jelajah Sarangan, jalan tembus, dan sering finish di Cemoro Sewu. Suatu ketika, terlintas kenapa gak naik sekalian,” jelas Ketua PWM ini.

Akhirnya, diputuskan untuk mendaki Gunung Lawu sebagai salah satu kegiatan peringatan tujuh belasan PWM. Mengibarkan bendera PWM di puncak Lawu, salah satu tujuannya.

Sebanyak 20 anggota PWM ikut serta. Dengan persiapan yang sangat cukup. Berangkat Minggu, 16 Agustus 2020. Tak semuanya bisa sampai ke puncak. Dua orang kondisinya drop. Yang satu, karena sudah tak fit sejak berangkat.

“Yang kedua, sebetulnya sangat fit dan paling bersemangat. Tapi, Tuhan belum diizinkan sampai puncak. Ini seperti cerita banyak orang tentang mitos-mitos di Lawu. Kalau gak boleh berujar yang tidak-tidak,” ungkap pemilik usaha mebel Candi Lawu Furniture ini.

Rombongan tiba pos 4, sekira pukul 23.00 WIB. Mendirikan tenda di pos terakhir sebelum Puncak Hargo Dumilah. “Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 itulah yang terberat. Kami berhenti sampai 6 kali. Di pos lain, padahal kami beristirahat cuma sekali atau dua kali. Dinginnya yang kuat,” tambahnya.

Sebagian besar rombongan tak bisa tidur malam itu. Dingin menembus tenda. Berharap pagi segera datang. “Akhirnya, tanpa dua anggota yang kondisinya gak fit itu, kami lanjutkan ke puncak pada subuh.”

Matahari terbit di puncak lawu, tepat di ulang tahun kemerdekaan. Rombongan PWM menjemput keindahan ciptaan Sang Pencipta. Mereka juga mengadakan upacara peringatan detik-detik proklamasi di sana. Cuaca di puncak saat itu, minus 5 derajat.

“Tiada kata lain, selain bersyukur. Sudah diberi kekuatan, dan menikmati keindahan dari puncak Gunung Lawu,” kata Chandra.

Menurut Chandra, kegiatan mendaki gunung di HUT kemerdekaan merupakan wujud dari cinta tanah air.

“Sejak awal, saya berpesan pada rombongan untuk menjadi tuan rumah yang baik. Kami bertemu pendaki dari Bandung, malang, Surabaya, Lampung dan yang lain. Kami menyapa selamat datang di Magetan, jangan kapok ke Magetan. Saling memberi semangat dan menguatkan,” katanya.

Bendera PWM yang berhasil dikibarkan di atas puncak Lawu, ukurannya tak besar, kecil saja, Sekecil kita di hadapan kemegahan ciptaan Sang Kuasa. Dan, turun dari puncak, Chandra Darusman melanjutkan rasa syukurnya. (far/mk)

 

 

 

Berita Terkait

Hot this week

Pedoman Media Siber

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak...

Kode Etik

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia...

Pilkada Serentak

MINGGU depan ini, tanggal 27 November 2024 masyarakat yang...

Tentang Kami

Dari POJOK SelosariJikalau air di Telaga Sarangan dibuat menjadi...

Membaca Arah Permohonan Perselisihan Pemilihan Bupati Magetan Tahun 2024

KPU Magetan pada tanggal 3 Desember 2024 secara resmi...

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories