Magetan – Kabupaten Magetan berhasil mencatatkan prestasi gemilang dalam hal ketahanan pangan. Berdasarkan data terbaru yang dipaparkan pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Ketahanan Pangan yang digelar Pemerintah Kabupaten Magetan, ketahanan pangan di Magetan masuk dalam kategori sangat kuat.
Rakor yang berlangsung pada Sabtu, (7/12/2024) ini diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Pangan (DLHP) Magetan di Plaza Ndoyo.
Acara tersebut turut disertai dengan peluncuran Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan yang memberikan gambaran lengkap mengenai kondisi ketahanan pangan di seluruh wilayah Magetan.
Kepala Dinas DLHP Magetan, Saif Muchlissun, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemetaan tersebut, sebanyak 233 desa dan kelurahan di Magetan masuk dalam kategori ketahanan pangan yang sangat tahan. Hal ini tercermin dari Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kabupaten Magetan yang mencapai angka 86,36%, angka yang sangat menggembirakan.
“Kalau di Magetan ini ketahanan pangannya Alhamdulillah sudah sangat kuat ketahanan pangannya saat ini. Karena berdasarkan indeks, datanya hijau semua,” ungkap Saif setelah acara.
Rakor kali ini mengusung tema Right to Foods for a Better Life and a Better Future yang menekankan pentingnya pemenuhan hak atas pangan sebagai fondasi utama bagi kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih sejahtera. Saif juga menyampaikan pentingnya peran Kepala Desa dan Kelurahan dalam mendukung ketahanan pangan melalui alokasi anggaran Dana Desa yang sesuai regulasi.
“Para kepala desa ini kami undang, karena mereka mempunyai mandatori atau kewajiban untuk memperhankan keahanan pangan di desa atau kelurahannya masing-masing,” tambahnya.
Acara yang berlangsung seharian penuh ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik. Terdapat gelar warung pangan yang menyuguhkan berbagai produk lokal, lomba menghias kue untuk anak-anak PAUD/TK, serta sarasehan yang menghadirkan narasumber dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Sappe M.P. Sirait.
Dalam sarasehan ini juga dibahas berbagai strategi untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat desa, serta tantangan dan peluang yang dihadapi oleh masyarakat setempat.
Tak hanya itu, penghargaan ketahanan pangan juga diberikan kepada petani dan pembudidaya ikan dari beberapa desa di Magetan, seperti Desa Janggan, Kartoharjo, dan Purworejo. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi mereka dalam mengelola lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif menjadi lahan yang subur dan mampu menghasilkan pangan. Selain itu, mereka juga diakui atas upaya pembibitan ikan yang mendukung kemandirian pangan lokal.
Dengan pencapaian ini, Magetan menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga peran aktif seluruh masyarakat, terutama di tingkat desa. Ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan mandiri. (rud/mk)