Magetan – Menjelang Hari Raya Idul Adha, menjadi momentum bagi sekolah untuk mengajarkan ibadah haji bagi siswa.
Seperti yang dilakukan Kelompok Kepala Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Karas. KKMI Karas menggelar manasik haji di Lapangan Desa Jungke, Karas.
Diikuti sekitar 1.200 peserta yang terdiri dari siswa, dan guru pendamping dari 10 Madrasah Ibtidaiyah di Wilayah Kecamatan Karas, yakni MI Kuwon, MI Selawe Taji, MI Miftahul ‘Ulum Ginuk, MI Al – Muna Sobontoro, MI PSM Sumberjo, MI Jungke, MI Al – Ihsan Karas, MI Al – Musthafa, MI Al – Fatah 1 Temboro, dan MI Al – Fatah 2 Temboro.
Kepala Madrasah Al – Ihsan Karas selaku Ketua Panita, Syofi Aruni Mafaza, mengatakan kegiatan manasik haji ini dilakukan sebagai wujud praktek dari teori – teori pembelajaran fiqih di kelas.
“Sejatinya Haji merupakan rukun, jadi wajib untuk dijalankan. Dan, kita tanamkan pada anak-anak supaya mereka semangat dan dapat menunaikan ibadah haji kelak di kemudian hari,” katanya, Kamis (13/6/2024).
Camat Karas, Harsono mengapresiasi kegiatan KKMI dalam membangun karakter iman dan taqwa. Latihan manasik haji menjadi harapan bagi kaum Islam khususnya anak-anak, kelak di masa depan mampu menunaikan ibadah haji yang merupakan rukun islam ke-5.
“Selaras dengan motto Kecamatan Karas beriman, atas nama pribadi dan pemerintah kecamatan karas memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan islami yang dilakukan oleh KKMI Karas,” tambahnya.
Ditemui di sela-sela kegiatan, Kepala KUA Kecamatan Karas, H. Muslim, S.Ag berharap kegiatan praktek Latihan Manasik Haji yang diadakan KKMI bisa menjadi agenda rutin
“Dari KUA Kecamatan Karas memberikan masukan kepada MI, MTS, MA di wilayah Kecamatan Karas untuk berkolaborasi dan tetap solid melakukan kegiatan positif sehingga dapat membangun karakter siswa yang berkualitas dan meningkatkan eksistensi madrasah di Kecamatan Karas,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini anak-anak belajar dan merasakan langsung praktik tata cara menunaikan haji mulai dari memakai pakaian ihram, miqat niat haji, membaca talbiyah, wukuf di Arafah, mabit mencari kerikil di Muzdalifah, melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah di Mina, thawaf mengelilingi ka’bah, minum air zam-zam (diganti dengan air mineral), sa’i dari Bukit Shafa dan Marwa, dan serta tahalul atau menggunting rambut sebagai akhir kegiatan peragaan manasik haji.
Walaupun hanya menggunakan replika Ka’bah, tidak menyurutkan motivasi dan semangat siswa untuk bisa mengunjungi kiblat ibadah umat muslim di Mekkah.
Meski cuaca terik, namun tidak mematahkan semangat para peserta. Mereka tampak antusias dalam bermanasik haji. (far/mk)