Plaosan – Selain pasar sayur yang terkenal murah, di Plaosan ada juga Pasar Jerami, atau orang sekitar biasa menyebutnya Pasar Damen. Sesuai namanya, pasar tersebut hanya menjual jerami untuk pakan ternak.
Menariknya, meski hanya jualan jerami, omset para penjual bisa mencapai 800 ribu hingga 2 juta rupiah per hari. Di Pasar Damen Plaosan, ada 13 kelompok penjual.
“Kalau musim hujan, harga jerami murah mas. Yang paling mahal itu waktu kemarau, satu ikat harganya bisa sampai dua ribu rupiah,” kata salah satu penjual Jerami, Suradi, warga Desa Sale, Plaosan, Jum’at (19/5/2023).
Mahalnya harga jerami di musim kemarau, lanjut Suradi, karena dia bersama kelompoknya harus mencari jerami sampai luar daerah Kabupaten Magetan. Hal itu lantaran petani Magetan tidak setiap musim menanam padi.
“Kadang harus ke Ngawi, Madiun bahkan Karanganyar untuk cari jerami ketika kemarau. Makanya harganya berbeda,” jelasnya.
Biasanya, Suradi dan rombongan berangkat mencari jerami pukul 06.00 WIB. Dan, kembali ke pasar pukul 11.00 WIB. Sehari bisa mengangkut jerami dua pick up untuk dijual.
“Alhamdulillah setiap hari dua pick up bisa habis. Kami jualan di sini sampai jam 7 malam,” tambahnya.
Sementara itu, Jarwo, warga Desa Pacalan, Plaosan, selaku pengelola mengaku, pihaknya sengaja membuat pasar tersebut atas inisiatif sendiri. Katanya, dia ingin memberikan tempat yang layak untuk para penjual jerami.
“Sebelumnya ada di pasar sayur plaosan. Tapi di sana ada beberapa kendala. Makanya kami bikin sendiri di pinggir jalan raya Plaosan Sarangan ini,” ucapnya.
Hampir dua tahun Pasar jerami tersebut sudah berjalan. Sebagai pengelola, pihaknya tidak mematok harga tinggi untuk biyaa sewa atau retribusi. Dan, hingga saat ini sudah ada 13 penjual yang berada pada pasar tersebut.
“Kami hanya menarik 20 ribu rupiah untuk satu pick up yang dibawa penjual untuk mengangkut jerami. Sehari biasanya mereka hanya dua kali angkut jerami,” terangnya.
Binti, warga Desa Pacalan yang sering membeli jerami mengaku merasa terbantu dengan adanya pasar tersebut. Hal itu dikarenakan dirinya yang mempunyai ternak tidak setiap hari bisa mencari rumput untuk pakan ternaknya
“Kalau bapak tidak bisa mencari rumput karena acara, ya saya beli saja di sini. Biasanya sekali beli 20 ribu rupiah,” ucap Binti. (rud/mk)