Magetan – Salah satu yang dibutuhkan pemimpin adalah sebuah keputusan yang cepat sebagai jalan keluar di tengah kebuntuan, dan keruwetan situasi.
Bupati Magetan Suprawoto teringat pada peristiwa demo di sebuah pabrik garmen, pada saat di masa awal dia menjabat.
Kejadiannya, pada Maret 2020. Demo dilakukan karyawan hingga malam hari dan bakar-bakar. Mereka menuntut gaji yang belum dibayar.
“Pak Bupati harus ke sini, pinta Kapolres waktu itu. Saya datang, dan saya temui mereka. Lalu, saya sampaikan akan membantu penyelesaian. Saya minta para buruh bubar dan jangan bakar-bakar,” cerita Pak Bupati, beberapa waktu lalu.
Suprawoto menceritakan duduk perkaranya. Buruh tak dibayar selama 3 bulan, sementara perusahaan memang tak mampu bayar karena ekspor tertahan di pelabuhan akibat Covid-19.
“Saya berkomunikasi lewat telpon dengan pemilik perusahaan. Katanya, uangnya baru bisa cair di bulan depan. Saya memutuskan pemkab akan backup,” jelas Pak Bupati.
Suprawoto mengaku itulah keputusan cepat yang diambil sebagai jalan tengah. Karena, waktu itu Covid-19 melanda, sehingga demonstrasi akan jadi penyebab cepat penyebaran. Di sisi lain, ada janji kesanggupan dari perusahaan untuk membayar di bulan depan.
“Sampai di sini, saya juga mikir. Dari mana Pemkag bisa nalangi gaji buruh yang nilainya 2 Milyar itu, tanpa menggunakan APBD,” ceritanya di rumah dinas Pendapa Surya Graha.
Pak Bupati kemudian meminta bantuan BPRS Magetan, setelah Bank Jatim tak bersedia. Sertifikat rumah dan tanah Pak Bupati disertakan sebagai jaminan.
“Pak Dandim dan Pak Kapolres juga backup saya. Alhamdulillah, sebulan kemudian selesai. Dibayar sama pabrik. Masalah selesai,” jelasnya.
Suprawoto mengatakan pelajarannya, niat baik akan selalu mendapatkan jalan dan bantuan sang pencipta. (far/mk)