Minggu, 20 April 2025

Tiga SD Rusak Tak Masuk Prioritas, DPRD Magetan Minta Disdikpora Evaluasi Program Pembangunan Gedung Sekolah

Magetan — Kondisi bangunan sejumlah sekolah dasar (SD) di Magetan disorot Komisi A DPRD Magetan. Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) ke tiga SD, ditemukan banyak ruang kelas dalam kondisi rusak parah.

Tiga sekolah yang disidak antara lain SDN 1 Desa Mbulak, Kecamatan Bendo, SDN 1 Lembeyan Kulon, dan SDN 1 Kediren. Dari kunjungan ini, anggota Komisi A Didik Haryono menegaskan bahwa kondisi ruang kelas di ketiga sekolah tersebut sangat memprihatinkan.

“Dari sidak tiga lokasi ini, kami menemukan masih banyak sekolah itu kondisinya memprihatinkan. Ruang kelas rusak, misal di Desa Mbulak itu ada dua ruang lokal yang rusak sehingga siswa kelas 6 belajarnya harus pindah ke ruang guru, sementara ruang guru pindah ke ruang UKS,” ungkap Didik kepada magetankita.com, Rabu, (16/4/2025).

Menurutnya, kondisi lebih parah terjadi di SDN 1 Lembeyan Kulon. Di sekolah ini, ada tiga ruang kelas rusak sehingga proses belajar terpaksa dipindahkan ke tempat seadanya.

“Karena yang rusak tiga ruang lokal, maka siswa dipindah belajarnya di musala, di ruang guru, di mushola disekat. Ini lah yang menurut kami sangat memperhatinkan,” tegasnya.

Ironisnya, ketiga sekolah ini tidak termasuk dalam daftar skala prioritas perbaikan gedung yang disusun Dinas Pendidikan.

“Nah ini memperhatinkan sekali, bagaimana Dinas Pendidikan itu luput dalam memetakan kerusakan sekolah-sekolah dasar yang ada di Magetan. Saya yakin di luar tiga ini masih banyak lagi sekolah yang kondisinya rusak begitu,” ujarnya.

Didik menilai, penentuan skala prioritas oleh Dinas Pendidikan tidak tepat karena hanya mengandalkan data dari Dapodik. Padahal, menurutnya, tidak semua sekolah mampu menyusun data Dapodik dengan akurat.

“Dinas ini membuat skala prioritas pembangunan sekolah yang rusak didasarkan dari Dapodik. Sementara Dapodik itu disusun oleh sekolah yang sistemnya baik, yang sistemnya tidak baik ya enggak bisa menyusun Dapodik dengan baik,” terangnya.

Karena itu, ia mendorong Dinas Pendidikan untuk melakukan evaluasi dalam memetakan kondisi sekolah, agar kebijakan anggaran bisa lebih tepat sasaran.

“Maka menurut saya harus ada perubahan di Dikpora dalam rangka memetakkan kondisi sekolah ini. Ini kan ironis sekali kondisi seperti ini,” tegasnya.

Lebih lanjut, Didik berharap dalam pembahasan efisiensi dan perubahan anggaran 2025 nanti, sekolah-sekolah yang rusak bisa menjadi perhatian utama.

“Kami berharap sekolah-sekolah yang rusak ini menjadi super prioritas untuk diperbaiki. Karena dampaknya luar biasa sekali bagi sekolah. Bagaimana siswa di SDN Lembeyan Kulon itu harus belajar bersama di musala, di ruang kepala sekolah. Ini kan sangat tidak layak sekali, tidak baik dalam proses pendidikan,” pungkasnya. (rud/mk)

Berita Terkait

Hot this week

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories