Jumat, 3 Oktober 2025

Dirut Baru Stok Lama

ANTIKLIMAKS. Itulah akhir dari drama dan dinamika yang mengiringi pergantian Direktur PDAM Lawu Tirta Magetan. Saat tensi politik negeri hangat-hangatnya, Bupati Hj Nanik Endang Rusminiarti menandatangangi perpanjangan masa jabatan Khoirul Anam sebagai direktur utama PDAM periode 2025-2030. Direktur baru, tapi stok lama. Masa jabatan baru, orangnya tetap sama, orang lama.

Ada harapan sekaligus beban dan tantangan yang dihadapi dirut baru rasa lama. Harapan itu adalah terciptanya PDAM yang lebih baik dan maju. Baik dari aspek operasional, layanan, maupun kinerja. Dari aspek operasional, PDAM ke depan harus menjadi perusahaan yang sehat. Baik dari aspek tata kelola manajerial, tata kelola karyawan, dan tata kelola keuangan.

Dari layanan, jumlah masyarakat yang dilayani PDAM semakin bertambah, tingkat kepuasan yang meningkat, dan minimnya keluhan pelanggan. Dari aspek keuangan, PDAM mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan, memiliki unit usaha yang lebih variatif, dan memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Apakah semua itu bisa dilakukan ? Sebagai orang lama, lahir, tumbuh, dan besar di PDAM, dirut baru tentu sangat mungkin mewujudkan semua itu. Sebab, dirut baru telah memahami persoalan yang ada di PDAM. Semua aspek. Dengan memahami persoalan, tentu orang nomor satu di PDAM itu juga mengetahui solusinya. Sehingga, dalam periode jabatan yang baru ini, dirut baru tidak perlu melakukan pembacaan, pengenalan, dan pemetaan masalah. Tapi langsung tancap gas untuk merealisasikan perubahan dan perbaikan yang telah direncanakan. Langsung sat-set, wat-wet, das-des.

Semudah itukah? Tentu tidak. Seperti keping mata uang, selain memberikan kemudahan, orang lama juga memiliki beban. Dan beban itu tidak ringan. Beban tersebut berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Dari internal perusahaan, sikap dan komitmen karyawan adalah beban utama. Kejenuhan, kebosanan, apatisme, dan bahkan ketidak cocokan secara visi di dalam internal akan menjadi ujian pertama yang harus dihadapi dirut.

Persoalan internal itu seperti api dalam sekam. Nyalanya tidak terlihat, tapi baranya selalu ada. Jika persoalan internal itu tidak segera diselesaikan, maka bara itu diam-diam akan membesar dan menyebabkan kebakaran. Sejarah PDAM Magetan telah mencatatnya. Berulang kali direktur utama turun bukan karena persoalan kinerja dan pihak luar, tapi justru dari internal.

Beban yang tak kalah ringan adalah persoalan eksternal. Baik yang bersifat regulasi, sikap pelanggan, maupun kondisi alam. Dari aspek regulasi, dirut dihadapkan dengan banyak dan seringnya perubahan regulasi yang mengatur PDAM. Baik yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah. Disatu sisi, PDAM memiliki tugas utama melayani masyarakat dengan pelayanan terbaik. Tapi sisi lainnya, sebagai perusahaan PDAM juga dituntut memberikan kontribusi keuntungan kepada daerah sebagai pemilik modal.

Dari aspek pelanggan, tuntutan standar layanan pelanggan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jika dulu pelanggan cukup puas jika rumahnya dapat aliran air bersih, kini tuntutannya lebih banyak. Dapat air bersih dengan kualitas terbaik, tanpa ada gangguan, dan harga yang murah.

Satu lagi beban ekternal itu adalah kondisi alam. Kerusakan alam yang tidak bisa diprekdisi, kondisi jaringan distribusi yang sudah aus, persoalan sosial dengan masyarakat dekat sumber, dan persoalan-persoalan unpredictable lainnya. Semua persoalan tersebut tidak bisa dianggap sepele dan membutuhkan perhatian serius.

Siapapun direktur utamanya, menyelesaikan persoalan PDAM, dan menjadikan PDAM lebih baik dan maju memang tidak mudah. Akan tetapi,  karena telah menandatangani kontrak kesanggupan, tentu beban berat itu ada pada pundak dirut yang baru. Untuk memikul beban berat itu, dirut baru bisa mengikuti kata bijak berikut ini. “Wajah boleh sama, tapi otak dan hati harus beda”. Dirut memang orang lama, tapi semangat harus baru. Semangat baru akan melahirkan pendekatan yang baru dalam menyelesaikan setiap masalah. Pendekatan yang berbeda, juga akan memberikan hasil yang berbeda.

Pendekatan baru juga akan melahirkan harapan baru. Jika seluruh internal perusahaan sudah memiliki semangat baru, menerima dan merasa nyaman dengan pendekatan baru, pasti akan bergerak serentak mewujudkan harapan baru itu. Bukankah orang yang hari ini kondisinya sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi ? Dan bukankah orang yang beruntung adalah yang hari ini lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini ? Semoga dirut, karyawan, dan PDAM termasuk golongan yang beruntung. Aamiin.*

*Ditulis oleh Didik Haryono, Penulis adalah anggota Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Magetan alumni Magister Kebijakan Publik Universitas Airlangga Surabaya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terkait

Hot this week

spot_img

Berita Terbaru

spot_img

Popular Categories