Magetan – Suatu hari, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Magetan mengadakan pertemuan dengan honorer. Pertemuan awal. Karena, hasil dari pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan langkah berikutnya.
“Karena pertemuan, saya tidak mengundang Pak Bupati,” kenang Ketua PGRI Sundarto, Selasa (8/8/2023).
Sundarto terkejut karena pada saat acara berlangsung, Pak Bupati datang.
“Saya tanya sama beliau. Katanya, ketua forum honorer menelpon jam 1 malam, diberitahu acaranya dan diminta datang. Dan, bupati datang paginya,” kata Sundarto.
Menurut Sundarto, Pak Bupati telah berhasil menjadi teladan, dan harus ditiru pejabat lain, bahwa pejabat itu melayani masyarakat.
“Saya sampai berpikir, bocah iki opo ra duwe duga. Opo saya yang salah mendidik. Menelpon Pak Bupati lewat tengah malam. Tapi, diterima Pak Bupati. Bayangkan, pejabat setingkat bupati ditelpon tengah malam,” jelasnya.
Sundarto mengatakan pengalaman yang tak terlupakan dengan Bupati Magetan Suprawoto itu memberikan kesimpulan. Bahwa Suprawoto tak memiliki sekat dengan rakyatnya. Itu modal paling penting untuk kemajuan sebuah daerah yang dipimpin. Dan, menurutnya Bupati Magetan berhasil. Terbukti, hampir taka da complain terkait pelayanan publik.
“Saya 20 tahun di PGRI, beliau adalah pejabat yang tak memiliki sekat dengan masyarakat. Beliau adalah sosok yang low profile dan ramah,” ungkapnya. (far/mk)