Minggu, 20 April 2025

Menanti Goyang Koplo Ala “Cak Sodiq”

BAGI kita yang ada di Jawa Timur, tentu sudah sangat familiar dengan koplo dan Cak Sodiq. Koplo merupakan salah satu versi dari musik dangdut yang mengedepankan permainan kendang dan ketipung.

Permainan kendang dan ketipung yang rancak, cepat, dan bertalu. Sehingga mengajak orang yang mendengarnya untuk ikut bergerak dan bergoyang penuh dengan keceriaan. Meski lirik lagunya sedih dan menyayat hati, tapi kalau dimainkan dengan musik koplo, pasti enak untuk di-jogetin.

Intinya, musik koplo itu lebih semarak, lebih menggema, dan mengajak semua pendengar untuk bergerak menggoyangkan badan.

Bicara koplo, tentu kita juga akan ingat dengan Cak Sodiq, pentolan OM New Monata. Selain spesialis lagu daangdut duet, Cak Sodiq dengan Monata juga tekenal dari panggung ke panggung dengan musik koplonya. Bahkan, musik koplo Cak Sodiq lebih menarik karena adanya “senggak” kata-kata di antara lirik-lirik lagunya. Seperti icik-icik ehem, assolole, dan lain sebagainya.

Intinya, Cak Sodiq dan Monata bisa diterima di masyarakat karena bisa mengkombinasikan dangdut murni dan dangdut koplo.

Lantas apa hubungannya koplo dan Cak Sodiq dengan Magetan saat ini? Kebetulan, saat ini banyak sekali baliho-baliho calon bupati yang bertebaran di pinggir-pinggir jalan Magetan.

Salah satu baliho yang cukup menonjol adalah Cak Sodiq. Eh, Muhamad Nur Sodiq, yang dalam baliho itu tertulis Calon Bupati Magetan.  

Meski balihonya sudah banyak tersebar, namun banyak pula yang bertanya siapa M. Nur Sodiq. Maklum, sebelumnya tak banyak yang tahu sosoknya. Apakah dia (M. Nur Sodiq) itu adik, kakak, atau masih punya hubungan saudara dengan Cak Sodiq penyanyi dangdut?

Atau siapa dia kok tiba-tiba pasang gambar sebagai calon bupati? Sebab, selama ini yang lebih dikenal masyarakat adalah sosok seperti Mohyar, pengusaha tambang dan politisi golkar. Sujatno ketua DPRD dan politisi PDIP. Nanik Endang Rusminarti mantan wakil bupati dan juga istri mantan Bupati Sumantri. Atau Suyatni yang pernah maju bupati meski kalah.

Siapapun M Nur Sodiq, bagi penulis, beliau adalah orang istimewa. Dilihat dari profilnya di baliho, beliau memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, karir yang mentereng di BUMN, masih muda dan asli putra Magetan. Dan terasa istimewa lagi karena M Nur Sodiq, berani maju sebagai calon bupati meski belum banyak dikenal. Karena sejarah mencatat, tiga kali pilkada di Magetan, pendatang baru dari luar kota tidak pernah menang.

Keberanian M Nur Sodiq maju sebagai calon bupati Magetan tentu sudah dipertimbangkan secara matang, obyektif dan rasional. Akan tetapi, sebagai pendatang baru, tentu saja banyak hal yang harus dilakukan M Nur Sodiq agar bisa diterima masyarakat Magetan.

Banyak cara, banyak langkah, banyak terobosan, dan tentu banyak modal yang dibutuhkan agar bisa bersaing dengan tokoh-tokoh lokal yang lebih awal mengibarkan bendera.   

Diantara banyak hal harus dilakukan itu, mungkin Muhamad Nur Sodiq bisa belajar dari Cak Sodiq Monata. Dimana, Cak Sodiq dan Monata-nya bisa dikenal dan diterima masyarakat luas karena koplo-nya. Kok bisa? Ya, untuk meraih simpati dan bisa diterima masyarakat Magetan, M Nur Sodiq harus mencoba menggunakan pendekatan koplo.

Yakni pendekatan yang mengedepankan keceriaan, enerjik, penuh gebyar dan kemeriahan, dan yang pasti harus bisa menarik orang untuk ikut terlibat bergerak bersama.

Pendekatan musik koplo juga mengajarkan tentang gerakan yang lincah dan bebas sekat. Bisa masuk ke lingkungan masyarakat kota maupun desa, bisa dinikmati pejabat, rakyat, orang tua, muda, kaum terpelajar, maupun masyarakat awam. Musik koplo juga tak pernah berhenti pada satu panggung saja.

Tapi harus bisa masuk ke gedung-gedung megah tempat pernikahan orang kaya, masuk ke panggung bawah terop dan tepal, di panggung hajatan aqiqahan, khitanan, dan nikahan. Juga naik ke panggung tempat berjualan obat masuk angin, obat penyakit kulit, hingga obat kuat. Atau juga masuk panggung acara tasyakuran tingkat RT, RW dan desa. Bahkan musik koplo juga bisa masuk ke punden saat bersih desa.

Intinya, musik koplo bisa masuk ke semua ruang masyarakat.

Begitupula yang harus dilakukan M Nur Sodiq agar lebih cepat dikenal dan diterima masyarakat Magetan secara luas. Harus lincah, enerjik, ceria penuh kemeriahan, dan tak hanya berhenti dalam satu panggung saja.

Prinsipnya, harus lebih ektra dalam segala hal dibandingkan calon yang tinggal di Magetan dan mengibarkan bendera lebih awal. Karena, yang baru itu selalu menjanjikan. Meski, yang baru pula, yang paling mudah membosankan. Ayo, mainkan Cak Sodiq!! Tarikkk……!!!!!! (*)

*Ditulis oleh: Didik Haryono, Mantan Kades Soco yang sedang menyelesaikan Magiser Kebijakan Publik di Universitas Airlangga Surabaya.

Berita Terkait

Hot this week

Berita Terbaru

Advertisementspot_img
- Advertisement -

Popular Categories