Magetan – Meski tak mudah mengatur waktu antara pendidikan serta karier balapan internasional, duo pelajar SMA Negeri 1 (Smasa) Magetan, Mario Suryo Aji dan Muh. Adenanta Putra berusaha menjalani dengan seimbang.
Apa yang dilakukan keduanya itu, sesuai pesan orang tua, dan guru agar tidak meninggalkan bangku sekolah. “Dari awal Mario merintis karier, almarhum ayah (Hartoto, red) mendidik Mario agar menyeimbangkan antara dunia balap motor dan pendidikan,” aku Mario yang didampingi sang kakak, Risto Viale melalui voice note aplikasi WhatsApp (08/09/2022).
Saat ini, pembalap berjuluk Super Mario itu, tercatat sebagai pelajar kelas XII IPS Smasa. Mario juga tengah berjuang mewujudkan mimpi serta cita-citanya bisa tampil di Kejuaraan Dunia MotoGP. Rider asal Magetan tersebut, kini balapan di Moto3 bersama Honda Team Asia.
Menurut dia, selama merintis karier di dunia balap motor, dukungan luar biasa diberikan civitas Smasa Magetan. Baik support dari kepala sekolah, guru dan teman. Tidak terkecuali Dinas Pendidikan Jawa Timur. Juga Dinas Dikpora Magetan di kala masih menempuh pendidikan tingkat SD dan SMP.
“Mario ada treatment khusus dari pihak Smasa. Untuk ujian misalnya, ada kelonggaran sehingga bisa daring. Mario juga dibantu oleh guru dalam bimbingan khusus. Biasanya juga ada tugas sendiri,” terang dia.
Tidak hanya guru, dukungan teman sekelas di Smasa Magetan juga menyupport Super Mario. Sohibnya kadang menjadi perantara antara guru dan Mario. “Teman Mario selalu menyupport. Terutama doa.”
Dikatakan, pendidikan adalah hal yang penting. Karena semua bukan melulu tentang karir. Sebab di sekolah, juga diajari tentang karakter. Dan karakter tersebut dibutuhkan dalam dunia balap motor internasional.
“Apapun yang menjadi passion kita harus ditekuni dengan penuh tanggung jawab,” pesan Mario pada generasi muda sebagaimana disampaikan oleh Risto.
Saat diwawancarai dalam penyerahan penghargaan dari Pemkab dan KONI Magetan di pendapa Surya Graha, Muh. Adenanta Putra bangga bisa mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri.
“Saya juga berterima kasih kepada bapak ibu guru dan teman-teman semua atas suppportnya. Saya sampai di sini salah satunya juga berkat dukungan civitas Smasa,” ujar Adenanta.
Menurut Didik Sunaryanto, guru mata pelajaran Sejarah Indonesia SMAN 1 Magetan, sosok Mario dan Adenanta, mengatakan jika selama proses belajar mengajar tidak mengalami kendala. “Mario maupun Adenanta itu anak disiplin. Tiap ada tugas pasti mengumpulkan,” terang dia.
Didik bahkan menjadikan Mario dan Adenanta sebagai role model pada sejawat mereka di kelas. “Suatu waktu, kami menggelar doa bersama agar Mario dan Adenanta balapannya lancar. Kepada anak-anak yang lain, saya paparkan kisah sukses Mario dan Adenanta sebagai motivasi,” ujar Didik.
Kepala SMAN 1 Magetan, Supardi mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh pada Mario maupun Adenanta. “Dukungan kami itu sebagai bentuk pengejawantahan dari kurikulum merdeka. Anak-anak bisa belajar di mana saja,” ungkap Supardi ramah. Rabu (19/10/2022).
Menurut Supardi, di Smasa ada sistem pembelajaran E-Learning. Aplikasi tersebut dibangun di awal pandemi Covid-19. “Anak-anak bisa men-download materi pelajaran dari E-Learning. Mario dan Adenanta juga seperti itu,” ungkap Supardi.
Selain itu, pihaknya juga menekankan pendidikan karakter dan kedisplinan pada anak didik di Smasa. “Pernah viral bagaimana Mario mengambil air wudlu di sirkuit saat jeda balapan.”
Dalam berbagai kesempatan, Bupati Suprawoto menjadikan Mario dan Adenanta sebagai role model generasi muda Magetan. Menurut dia, apa sangka ada anak dari timur lereng Gunung Lawu bisa menembus balapan Asia dan dunia.
“Prestasi Mario dan Adenanta itu bisa jadi motivasi bagi generasi muda Magetan khususnya. Bahwa, antara karier dan pendidikan harus seiring sejalan. Memang berat tapi Mario dan Adenanta kelak akan memetik hasil positif dari yang dijalani sekarang,” tutur Bupati Suprawoto.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Magetan, Lena juga memberikan dukungan. Support tersebut sejalan dengan misi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Hal tersebut juga klop dengan pemikiran Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantoro. Bahwa sejatinya, pendidikan itu esensinya olah karsa, olah rasa dan olah raga.
“Prestasi itu dibagi dua. Akademik dan Non Akademik. Sesuai arahan Ibu Gubernur, sekolah dan dinas, memberikan ruang seluas-luasnya untuk prestasi anak didik,” terang Lena sebagaimana disampaikan Kasie SMA dan PBLK Cabdin Dindik Jatim di Magetan, Eko Budi Santoso, Rabu (19/10/2022). (mif/mk)