Magetan – Mau ngopi sore di mana? Agar bisa menikmati kopi senja sembari bikin story WA. Atau menghabiskan malam sambil menghitung lalu lalang kendaraan?
Datanglah ke gapura pintu masuk Magetan. Tepatnya di perbatasan Madiun, dari arah timur, Jiwan. Di gerbang yang baru direnovasi. Di cat biru. Ada ornamen batik serta tulisan Magetan.
Di sini, di batas kota ini. Kita bisa ngopi syahdu. Sambil bercerita tentang kenangan. Juga merenda masa depan.
Adalah Achmad Zainul, pemuda asal Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati, yang akan menemani sore dan malam kita. Ia remaja kreatif. Gapura perbatasan Magetan dengan Madiun yang kini cantik itu jadi tempatnya membuka lapak jualan.
Bermodal Honda CB merah, Zain, sapaan akrabnya, membuka lapak kopi yang lagi ngetrend. Di atas sadel sepeda motornya, ada boks berbahan kayu. Juga kompor portable. Ada pula poci atau ceret.
Di samping motor, berjajaran penganan, aneka kopi dan minuman sachet. Termasuk, sego jotos khas Magetan. “Buka ngopi sore ini baru sebulan semenjak gapura perbatasan selesai direnovasi. Alhamdulillah, ramai,” ungkap Zainul, Selasa malam (10/1/2023).
Kalau tidak hujan, Zain mulai buka sore, pukul 16.00 WIB. Tutupnya hingga jam 00.00 WIB. Kalau minggu kadang sampai jam 03.00 WIB.
Dari jualan di gapura perbatasan ini, Zain meraup cuan yang lumayan. Rata-rata per hari Rp 250 ribu. “Daripada gabut di rumah, ini saya gunakan mencari rejeki di jalanan,” terang Dia.
Jualan di gapura menuntut Zain menjaga kebersihan. Tiap mau buka dan pulang, ia membersihkan kawasan. “Kalau lingkungan bersih kan nyaman dipandang.”
Malam makin larut. Lamat-lamat, terdengar lagu Kalih Welasku milik Denny Caknan. Zain pamit meladeni pembeli. Ia suguhkan kopi dengan keramahan serta senyum. (mif/mk)