Magetan – Lekok, warga Sidowayah, Panekan datang bersama anak dan istrinya, di Balai Benih Ikan Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan di Jalan Raya Sukomoro-Maospati, Senin (20/09/2021) Siang.
“Mau beli ikan, katanya di sini tempat pembelian ikan,” katanya.
Keluarga kecil itu kemudian bertanya ikan yang dicari. Nila Merah. Salah satu ikan favorit untuk dibudidayakan.
“Adanya Nila Hitam, Tombro, Koi,” kata petugas jaga di dekat sejumlah kolam yang menjadi etalase.
Lekok kecewa karena ikan yang dicari tak ada di pusat pembibitan ikan di Magetan itu. Untuk mengobati kekecewaan, dia membeli 10 ekor nila hitam, dengan harga Rp.20 Ribu.
Tak ada Nila yang paling disukai itu.
Yang dialami keluarga dari Sidowayah ini, juga pernah dialami Peternak Ikan dari Selosari, Ryan. Menurut dia, ragam ikan Nila di Balai Benih Ikan tidak lengkap.
“Sewaktu saya ke sana, adanya ukuran sekitar 3 senti. Itupun harganya mahal, 200 rupiah per ekor. Di tempat lain, ukuran segitu harusnya seratus rupiah,” jelasnya.
Ryan bercerita di tempat pembibitan di Jawa Tengah, pemerintah setempat membantu warganya yang ingin beternak ikan dengan penyediaan bibit yang lengkap. Contohnya, Nila ukuran 5-6, 7-8, hingga 9-12.
“Ukurannya 9-12 ini paling ideal untuk budidaya dengan metode bioflok,” katanya.
Tidak tersedianya bibit ikan di Balai Benih ini sangat dikeluhkan peternak ikan. “Mosok untuk bibit ikan saja harus mencari ke luar kota atau luar provinsi.” (far/mk)